BORONG, FLORESMERDEKA.com-Salah satu upaya untuk mengangkat derajat kesehatan masyarakat, meningkatkan ketahanan pangan dan penguatan ekonomi masyarakat yakni melalui budidaya tanaman sorgum. Hal ini diungkapkan Romo Marsel Hasan pada acara panen perdana tanaman sorgum di Desa Satar Padut, Kecamatan Lamba Leda Utara, Kabupaten Manggarai Timur (Matim), Senin (9/8/2021).
Dia mengatakan, melalui budidaya sorgum organik, masyarakat memiliki kesempatan untuk menambah aktivitas dibidang pertanian, sekaligus menambah penghasilan lewat bercocok tanam sorgum dan mengangkat derajat kesehatan masyarakat, ketahanan pangan, dan penguatan ekonomi masyarakat.
Marsel menjelaskan, usia tanaman srgum hanya kurang lebih empat bulan dan tanaman ini terdiri dari varietas suri 4, varietas numbu dan varietas super 2. Kegiatan budidaya sorgum merupakan lanjutan dalam program kerjasama pengembangan sorgum di Bea Muring Kecamatan Lamba Leda Selatan.
“Kegiatan ini hanya lanjutan saja atau bentuk follow-up dari pihak gereja dari hasil kesepakatan forum budidaya sorgum di Bea Muring beberapa waktu lalu,” ujarnya.
Sementara itu Camat Lamba Leda Utara, Agus Supratman, mengapresiasi dan mendukung kegiatan budidaya tanaman sorgum sebagai upaya untuk meningkatkan perekonomian masyarakat di wilayah ini.
“Saya dukung kegiatan ini, asalkan sifatnya baik dan mendukung perekonomian warga. Saya berharap budidaya sorgum dikembangkan terus oleh kelompok single parent ini, agar suatu saat Lamba Leda Utara menjadi model budidaya sorgum untuk Kabupaten Manggarai Timur,”harap camat.
Ia juga meminta kelompok budidaya sorgum yang terdiri dari para ibu agar menjadi penggerak utama pada sektor pertanian khusus budidaya sorgum. Dan berharap lahan budidaya sorgum yang dikembangkan para ibu ini menjadi kebun contoh bagi wilayah lain.
Untuk diketahui, lahan penangkaran benih sorgum organik ini rencananya akan menjadi pusat benih sorgum di Lamba Leda Utara.Dari pusat pembenihan ini akan disebarkan ke wilayah lain. Pemerintah Kecamatan berjanji akan bekerjasama dengan kelompok ibu-ibu ini melalui Balai Pelatihan Pertanian (BPP) unit pelaksana teknis bidang pelatihan pertanian.*(FMC)
