BORONG, FLORESMERDEKA.COM-Kiprah Partai Golkar pada tahun-tahun awal di Kabupaten Manggarai Timur (Matim) boleh dikatakan mencapai puncak keemasan. Berhasil menghantar Drs. Yoseph Tote, M.Si- Agas Andreas, S.H,M.H menjadi Bupati-Wakil Bupati Manggarai Timur dua periode (2008-2013/2013-2018). Prestasi tersebut semakin ‘sempurna’ karena Ketua DPD II Golkar, Yohanes Nahas, ST rebut kursi Ketua DPRD setempat.
Tetapi itu jelajah nostalgia politik Golkar Matim beberapa tahun lalu. Belakangan ini ‘rimbunan daun beringin’ itu sedikit meranggas. Selain gagal pertahankan tradisi memenangkan ‘perkelahian’ politik merebut kuasa di Matim, pasukan pendukung di lembaga Dewan pun susut. Hal itu, tentu, bukan semata kecelakaan politik. Atau ‘pancaran cahaya’ pengabdian Partai Golkar sudah redup. Tetapi seribu soal menyelimut di baliknya.
Namun kepak sayap pelayanan sosial tetap mendarat eksis. “Dahan” kontribusi kian melebar. Terus memberi tempat teduh bagi masyarakat. Golkar Matim selalu dalam spiritualitas ini “menjenguk yang lemah, menjemput yang papah”
Dalam semangat itulah Golkar Matim tidak sebatas ‘bertempur’ meraih kekuasaan, tetapi selalu ‘mengsinikinikan’ aroma visi-misinya. Aura-energi pengabdian politik beretika, berenergi dan berdaya ungkit.
Bukan Merawat Citra
Bukan perkara kepentingan kuasa semata, tetapi konkretisasi misi keberpihakan partai. Karena itu Golkar Matim selalu menukik kompleksitas persoalan kemasyaratan. Misalnya ketika pandemi Covid-19 melanda, Golkar Matim jadi partai politik pertama yang datang menghangatkan sejumput harapan. ‘Menjenguk’, seraya mengulurkan bantuan. Bukan tentang banyaknya bantuan-non multa set multum. Tapi tanggung jawab moral dan kepedulian, keberpihakkan dan bela rasa.
Tercatat 29 puskesmas yang tersebar di Matim disambangi. Menyerahkan APD berupa 10 coveral, 50 lembar masker dan dua unit seal face bagi petugas medis di sejumlah puskesmas tersebut. Menyerahkan 100 paket sembako bagi KK miskin dan 60 paket makanan tambahan bagi ibu hamil dan balita.
“Bantuan itu tanpa balutan politis. Bukan pula dalam rangka merawat citra Golkar agar tetap akrab di hati rakyat.Tetapi semata-mata jabaran semangat partai. Murni-utuh menjalankan visi-misi partai yang terkoneksi secara berjenjang,” jelas Ketua DPD II Golkar Matim, Silvester Reamur, SE.
Karena itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Manggarai Timur, Boni Hasudungan, memberi atensi luar biasa atas partisipasi Partai Golkar. “Bantuan ini membuktikan kontribusi positip Partai Golkar dalam upaya pencegahan Covid-19 di Manggarai Timur,” ujarnya.
Tidak hanya itu, titik bidik uluran sosial Partai Golkar berujud dalam beragam pelayanan. Salah satu yang berlangsung sejak tahun 2014 hingga kini adalah air minum bersih. Ketika panas panjang ‘menampar ’ wilayah Matim, Golkar ‘melawat’, menjenguk seraya mengulurkan kasih. Dahaga warga akan air bersih tercukupi. “Air Golkar” jadi pemuas ketika haus mencekik tenggorokan.
Adalah Ndeng-sapaan manis Ketua Golkar Matim yang empunya gagasan itu. Bersama pengurus DPD II Golkar ‘beranjangsana’ dengan mobil tangkinya. Mobil tangki bertulis, “Dari Golkar Untuk Manggarai Timur, menerobos kampung-kampung. Mulai dari Kampung Pau, Ngangat, Watu, Rimon, Kakang, Toge, Warunau, Mesi, Podol, Sola, Ranameti, Rasan, Kower, Koki, Mnering, Munde, hingga Lewe dan beberapa kampung lainnya.
“Kampung-kampung lain saya sudah lupa. Pokoknya sejak tahun 2014. Setiap musim kemarau mobil tangki operasi,” ujar Reamur, Sabtu (10/10/2020).
Dia menjelaskan, pembagian air bersih merupakan salah satu bagian dari kegiatan amal Partai Golkar. Bantuan tersebut, lanjutnya, bukan jadi monopoli warga selatan, tetapi berlaku untuk semua kampung-kampung di Manggarai Timur. “Kecuali jika medan terlalu sulit dijangkau kendaraan, praktis tidak bisa layani. Sebab mobil tangki angkut air bersih berisi di atas 5000 liter,” katanya.
Diceritakan, awal mula tergerak untuk bantu air bersih ketika melihat ibu-ibu pikul jerigen air saat pulang dari kebun. Realitas ini, dalam kacamata Golkar sangat mengganggu serentak mendorong untuk sikapi. Karena itu sejak tahun 2014 Golkar Matim ‘melawat’ kampung-kampung seraya distribusi air bersih bagi masyarakat di titik-titik kritis.
“Bantuan air bersih akan berlangsung terus ke depan ketika musim kemarau tiba. Warga diminta siapkan jerigen, ember bak atau media lain untuk tampung air. Apabila kebutuhan instalasi air bersih dari rumah ke rumah sudah terlayani, maka Golkar akan jedah kegiatan sosial ini sambil amati kondisi selanjutnya,” katanya.
Maria Mamis Jani, warga yang merasakan air bersih Partai Golkar mengaku bangga dan senang. Sebab ketika musim panas tiba berikut pesta-pesta di kampung bantuan air Golkar sangat berarti. Kontribusi nyata seperti ini, terang ibu penjual sayur di Pasar Borong itu, sangat berarti.
“Kami senang air Golkar sangat membantu kami masyarakat kecil,” ujar Maria Mamis Jani, Senin (12/10/2020).
Natalia Jemima, seorang warga lain menambahkan, yang membanggakan masyarakat kecil adalah kepedulian Golkar membagi air secara gratis ketika warga sangat membutuhkannya. Apalagi bantuan yang diberikan itu tanpa pesan sponsor apa pun, tetapi semata-mata kemurahan hati pengurus Golkar.
“Bukan hanya sekali tetapi kami rasakan hampir setiap tahun ketika musim kemarau tiba dan air bersih sulit kami peroleh. Kami tetap butuh air Golkar,” ungkap Jemima, Sabtu (10/10/2020)
Sumber Mata Air Terbatas
Kepala Bagian (Kabag) Umum dan Keuangan Badan Layanan Daerah Air Mimum Bersih (Blud Spam) Matim, Fransiskus Yu Aga, menjelaskan, jumlah pelanggan aktif air minum bersih tidak seimbang dengan kapasitas produksi air yang disiapkan Dinas PUPR Matim. Karena itu sambungan rumah dlakukan sesui kapasitas airnya.
“Blud Spam sambung ke rumah-rumah warga setelah ada kepastian kapasitas air,” katanya.
Terpisah Kepala Bidang Cipta Karya Dinas PUPR Matim, Laurensius Ivano Mbula, menjelaskan, jumlah yang harus terlayani air bersih sebanyak 56.247 KK. Namun sampai saat ini yang sudah terlayani baru 17.087 KK atau setara 30,29%. Rincianya tahun 2018, 15.405 KK. Tahun 2019 bersumber dari DAK 122 KK, Dak Afirmasi 172 KK, aspirasi 172 KK, hiba air minum pedesaan 412 KK, Blud Spam 290 KK, pansimas 636 KK. Sementara tahun 2020 sedang dalam pekerjaan yang tersebar di Kota Komba, Borong, Elar, Lamba Leda dan Rana Mese.
“Kita beruntung program air minum besih tidak dirasionalisasi terkait Covid-19 sehingga kegiatannya tetap jalan. Akhir tahun kita bisa tahu penambahan KK yang terlayan air bersih. Hanya kita akui sumber mata air kita terbatas,” jelasnya, Senin (12/10/2020).
Selain kegiatan yang sedang dijalankan, jelasnya, Pemda Matim telah mengajukan proposal dana sebesar Rp. 133 M kepada pemerintah pusat. Dana yang diajukan tersebut untuk tangani air bersih di Borong, Lamba Leda, Elar Selatan dan Sambi Rampas. Sementara untuk desa atau kecamatan yang tidak ada sumber mata air sudah komunikasi Balai Wilayah Sungai (BWS) Satker Air Minum Bersih Propinsi NTT untuk pengadaan sumur bor. Upaya ini, lanjutnya, dapat mempercepat pemenuhan air bersih di Manggarai Timur.
Di titik ini, kita berharap penangan air bersih Dinas PUPR Matim yang makin gesit itu akan berbading lurus percepatan akses masyarakat menikmati air bersih. Sumber air jadi dekat sehingga dahaga warga dapat terobati. Jika tidak, sumber air makin jauh tak terjangkau. Penderitaan pun semakin panjang dan menyiksa. Jangan ah!” (kanis lina bana)