Kisah 20 Menit Gubernur Viktor Laiskodat di Rumah Sales Medi - FloresMerdeka

Home / Bumi Manusia

Rabu, 26 Mei 2021 - 09:20 WIB

Kisah 20 Menit Gubernur Viktor Laiskodat di Rumah Sales Medi

Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat pangku kaki saat ada di ruang tamu rumah kediaman Sales Medididampingi Bupati Ande Agas dan staf ahli GubernurPius Rengka. Foto/ist

Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat pangku kaki saat ada di ruang tamu rumah kediaman Sales Medididampingi Bupati Ande Agas dan staf ahli GubernurPius Rengka. Foto/ist

BORONG, FLORESMERDEKA.COM– Persis pada puncak panas. Matahari sedang hangat  membakar ubun-ubun. Pukul 12. 15 Wita. Tiba-tiba sirene kendaraan meraung. Membela kampung jalan sentral Borong-Lehong, Ibukota Kabupaten Manggarai Timur Fores NTT, Minggu (23/5/2021). Kendaraan beriring-iringan. Dikawal aparat Polres Manggarai Timur, Dinas Perhubungan (Dishub) Matim dan SatPol PP Matim. Kendaraan-kendaraan itu mengawal dua unit mobil plat  merah. DH 1 dan EB 1.

Hari itu menjadi sejarah bagi seorang Salesius Medi. Seorang warga Kampung Peot, Kelurahan Satar Peot, Kabupaten Manggarai Timur. Sejak September 2019 lalu dilantik menjadi anggota DPRD Manggarai Timur dari PDIP.  Sebab  Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat, berkunjung ke kediaman Sales Medi. Kunjungan yang berarti. Kunjungan yang menguatkan. Tidak hanya bagi Salesius Medi seorang yang  meraih gumpalan hangat dari kunjungan seorang Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat. Tetapi keluarganya,  istri dan anak-anaknya. Juga warga sekitar  Peot, Kelurahan  Satar Peot.

Kunjungan itu sangat  bermakna karena  datang tiba-tiba.Tanpa diduga. Atau ada rencana sebelumnya. Orang nomor satu di NTT itu justru dengan entengnya mendaratkan langkah ke rumah kediaman Sales Medi. Apalagi di tengah agenda kerja yang sesak-padat. Penuh protokoler. Justeru di tengah kesibukan itulah, Gubernur NTT, Viktor Laiskodat menyempatkan diri  bersua keluarga Salesius Medi di Peot itu.

Ada hangat terulur. Perhatian terjahit. Memori kebersamaan masa lalu seakan diputar lagi. Merapat. Lengket. Salesius Medi memaknai kunjungan Gubernur NTT, Viktor Laiskodat itu sebagai bentuk perhatian seorang bapak terhadap anaknya. Dalam cermin itulah Salesius Medi menerima semuanya dengan teduh yang damai. Nyaman dan bersahabat. Meski tanpa persiapan, Sales Medi bersama keluarga tetap menerima penuh hormat atas kunjungan itu.

Di sisi lain, ada selarik heran. Butir tanya menggedor-gedor.  Mengapa seorang Gubernur NTT, Viktor Laiskodat dalam tingkat kesibukan dan agenda kunjungan yang mepet harus bertandang ke rumah seorang Sales Medi?.  Pertanyaan tersebut  beralasan.  Sebab, dari sisi politik, Sales Medi anggota DPRD dari Partai PDIP. Anak kandung partai berlambang banteng mulut berbusa. Partai yang dipuncaki Megawati SoekarnoPutri.  Jaket merah. Sedangkan Gubernur NTT dari Partai NasDem. Partai besutan  Surya Palo. Jaket biru legam bis kuning. Dari sisi politik tidak ada hubungan  tali-temali. Tidak ada hubungan sebab akibatnya. Kuda politik mereka berbeda.

Demikian, dari segi sosial dan geowilayah. Salesius  Medi  anak Manggarai. Menetap di Borong Manggarai Timur. Daratan Flores. Sedangkan Gubernur NTT, Viktor Laiskodat  anak Kupang. Daratan Timor. Alasan-alasan itu  tidak cukup kuat bagi Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat harus berkunjung ke rumah Sales Medi. Yang punya benang merah, kedua-duanya politisi. Pelaku politik. Sama-sama bermain di arena politik untuk  mengabdi masyarakat. Di luar itu tidak ada alasan. Itulah yang menyebabkan segelintir sanksi melingkar isi tengkorak  kepala. Sekelumit tanya menguap cubit.

“Saya mau ke rumahmu. Saya mau lihat keluarga dan anak-anak,” ungkap Sales Medi, mengutip pernyataan Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat, saat ditemui Floresmerdeka.com di rumahnya, Selasa (25/5/2021) malam. “Saya langsung informasikan kepada Bapak Ketua DPC PDIP dan Sekretaris DPC PDIP tentang kunjungan Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat. Bapak Ketua DPC tidak keberatan,” tambah anggota Dewan yang cukup ngotot saat sidang Dewan berlangsung.

Dia menjelaskan, meski kunjungan itu hanya berlangsung  20 menit, tetapi memiliki makna yang dalam. Kunjungan itu lebih sebagai bentuk perhatian seorang bapak terhadap anaknya. Tidak ada di luar dari itu. Apalagi unsur politik segala. Tidak ada itu. “Murni kunjungan seorang bapak terhadap anaknya,” ujar Sales Medi datar.

Memang pasca kunjungan itu ada riak tanya. Mengapa Gubernur  NTT mengunjungi rumah seorang Sales Medi. Gugatan itu beralasan. Sebab dari sisi kendaraan  politik sangat berbeda. Meski selama delapan bulan sempat berkubang bersama NasDem. Namun akhirnya  friksi-friksi kecil membuat Sales Medi  harus hengkang dari partai itu. Selanjutnya, berlabuh di rahim politik PDIP hingga terpilih menjadi anggota DPRD Manggarai Timur.

Kisah kedekatan Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat dengan Sales Medi adalah skenario panjang yang dipentaskan bersama. Kebersamaan yang berlangsung kurang lebih delapan tahun.  Ada dua fase penting hingga seorang Sales Medi  mengenal dekat Bapak Viktor Bungtilu Laiskodat. Yakni, penjara dan olahraga tinju. Karena penjara telah mengantar Sales Medi mengenal dunia  tinju. Karena tinju  mengantar Sales Medi  berkenalan dan akrab  hangat  dengan Bapak Viktor Bungtilu Laiskodat. Dan jasa seorang Dandrem Kupanglah yang mendekatkan jarak dengan Bapak Viktor  Bungtilu  Laiskodat  hingga bersarang di Jakarta sana. Hidup dan belajar.

Sales Medi menjadi sopir pribadi Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat, ketika masih  berkelana mencari nafkah di  Jakarta. Jantung ibukota Negera yang terkenal keras dan menantang itu. Durasi waktu delapan tahun menjadi pentasan penting. Bersama Bapak Viktor Bungtilu Laiskodat, Sales Medi mengenal hidup sesungguhnya. Belajar  menimbah segala hal positif.  “Kurang lebih delapan  tahun saya hidup bersama Bapak ViktorBungtilu Laiskodat. Saya sudah dianggap sebagai anaknya. Saya sering memanggilnya panglima,” ujar Sales Medi seraya tertawa lepas.

Awal mula, kisah Sales Medi berjumpa dan hidup bersama Bapak Viktor Bungtiu Laiskodat. Saat menjalani hukuman penjara di LP Kupang. Kurang lebih dua tahun menjalani hukuman karena tuduhan kasus makar di Borong. Hukuman pengadilan lima tahun kurungan. Saat ada dalam kurungan dua tahun lebih, ceritanya, mulai  bergelut dengan latihan tinju.  Prestasi-prestasi  dari olahraga keras itu diraihnya.

Seperti biasa. Usai bertarung kembali ke LP menjalani hari-hari hukuman seperti biasanya. Suatu ketika. Tutur Sales Medi.  Saat  apel Agustus di halaman Kantor Penjara Kupang. Tiba-tiba  datang  seorang petugas  dan memerintahkan pihaknya  untuk bertemu Kepala Dandrem Kupang, Bapak Morsanip.Saat duduk bersama Bapak Morsanip bertanya banyak hal. Dari olahraga tinju. Bagaimana latihannya. Prestasi yang telah ditorehkan. Termasuk jejak kisah  hingga dijebolkan ke dalam jeruji besi.

Sales Medi cerita apa adanya.Sesuai faktanya. Termasuk saat diciduk dan perlakuan selama perjalanan ke Kupang. Sales Medi menuturkan  tragedi hidupnya dengan lugas. Bapak Dandrem mendengar penuh hormat. Seraya menguatkan Sales Medi agar menjalani hukuman secara taat dan tertib.

Seminggu kemudian, Sales Medi  mendapat program amnesti  atau abolisi. Program yang sama itu juga berlaku bagi tiga  teman Sales Medi yang dihukum dengan delik yang sama. Sales Medi, kemudian ditugaskan   kerja potong rumput di luar LP. Kurang lebih seminggu menjalankan pekerjaan itu. Seraya tetap bergelut dengan latihan tinju.

Tak lama berselang. Tanpa ada informasi awal. Sales Medi dijemput lalu dihantar ke Bandara El Tari Kupang. Setibanya di Bandara El Tari, kepadanya disodorkan tiket pesawat tujuan Jakarta. Sales Medi ikuti saja perintah itu. Maka berangkatlah Sales Medi ke Jakarta. Setibanya di Jakarta sudah ada mobil jemput. Lalu hantar ke sebuah rumah. Di sana ada tempat latihan tinju. Namanya  Pesona Boxing Bintarao Sektor  Sebimbilan (9). Milik Bapak Viktor Bungtilu Laiskodat. Seraya latihan tinju  bekerja juga sebagi sopir  pribadi Bapak Viktor Bungtilu Laiskodat. “Waktu dalam pesawat pikiran saya macam-macam. Saya pikir pinda tempat hukuman penjara. Ternyata saya dihantar di suatu tempat. Sambil latihan tinju saya kerja sebagai sopir pribadi Bapak Viktor Bungtilu Laiskodat,” ujarnya.

Kurang lebih delapan  tahun  Sales Medi ada bersama Bapak Viktor Bungtilu Laiskodat. Saat ada bersama itu terbentuk  kiat. Proses pembelajaran. Dari sanalah hubungan jadi sangat dekat. Sudah sebagai anak dari bapak. “Begitulah kedekatan saya dengan Bapak Viktor Bungtilu Laiskodat. Ada sejarah panjang. Saya mengalami jasa-jasanya menghidupkan saya selama di Jakarta. Sebagai sopir saya jalani pekerjaan itu dengan tanggung jawab penuh,” cerita Sales Medi.

Ketika Manggarai Timur  jadi kabupaten otonom, Sales Medi putuskan  pulang kampung. Menjalani pekerjaan sebagai kontraktor untuk menghidupi keluarga. Selama jedah pisah itu tetap merawat relasi yang baik dengan Bapak Viktor Bungtilu Laiskodat. Karena itu ketika Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat, berkunjung ke rumahnya, sesungguhnya, hal itu  bukan kebetulan. Ada alasan. Ada sejarah panjang di baliknya.  Dan sejarah itu tetap abadi dalam lembar hidup seorang Salesius Medi. * (FMC/Kanis Lina Bana)

         

Share :

Baca Juga

Bumi Manusia

Korban Tragedi Mbeliling Belum Dapat Bantuan

Bumi Manusia

Asyiknya Berwisata di Tengah Pandemi Virus Corona (2)

Bumi Manusia

Kemenkominfo Terapkan Kebijakan Lindungi Warga di Ruang Digital
sejumlah wisatawan sedang melihat aktivitas masyarakat Rinca. (Foto:Ist)

Bumi Manusia

Menengok Masyarakat Rinca yang Hidup Berdampingan dengan Komodo

Bumi Manusia

PUPR Matim Bangun Crossway di Kali Wae Gera

Bumi Manusia

Hari Disabilitas Internasional, Sankita Gelar Berbagai Kegiatan

Bumi Manusia

Oh..Melan Oh.. Perempuanku…Maju Terus!
Gregorius Modo (51) peracik Sopi Kobok di Manggarai Timur. (Foto: Flores Merdeka)

Bumi Manusia

Sopi Sarang Semut, Bikin Emut-Emut