Christina Natalia Carvallo, "Saya Bukan Barang, Saya Siap Ikuti Proses Hukum" - FloresMerdeka

Home / Dinamika Daerah

Kamis, 3 Desember 2020 - 01:46 WIB

Christina Natalia Carvallo, “Saya Bukan Barang, Saya Siap Ikuti Proses Hukum”

Christina Natalia Carvallo. Foto/ist

Christina Natalia Carvallo. Foto/ist

Christina Natalia Carvallo,  “Saya Bukan Barang, Saya Siap Ikuti Proses Hukum”

BORONG, FLORESMERDEKA.COM“Saya bukan barang.Mengapa saya harus dikorbankan. Sementara saya tidak melanggar profesi dan etika medis. Karena itu saya siap mengikuti proses hukum”

Demikian butir klarifikasi, Chrsitima Natalia Carvalo, S.Kep.NS, salah seorang petugas medis di Puskesmas Borong, Kabupaten Manggarai Timur, Flores, NTT. Klarifikasi, Christina, demikian biasa disapa dikirim ke Redaksi Floresmerdeka.com, Selasa (1/12/2020) malam. Surat klarifikasi setebal 16 halaman itu tidak bisa diturunkan sekalian. Karena itu Redaksi Floresmerdeka.com menurunkan lanjutan surat klarifikasinya.

Selama ini tidak mengklarifikasi berita dilansir media, demikian Christina Natalia Carvalo, S.Kep.NS, dengn alasan Kabid SDK Dinkes Matim meminta untuk tidak mengeluarkan statement apa pun kepada awak media. Pihak Dinkes Matim  berjanji mengklarifikasi melalui Humas dan Kominfo Kabupaten Manggarai Timur. Namun sampai pada detik ini tidak ada klarifikasi. Oleh karena itu klarifikasi ini demi meluruskan sekaligus memulihkan nama baiknya.

BACA JUGA : Kecewa-pelayanan-puskesmas-borong-keluarga-pindahkan-pasien-tengah-malam

Berikut ini lanjutan kronologisnya. Sabtu (7/11/2020) pukul 8.00, saya menghadap Kepala Puskesmas Borong, Yosefina Nirma menceritakan kronologis kejadian semalam. Kepala Puskesmas menasihati beberapa hal dan minta untuk tetap tenang. Selanjutnya kembali ke tempat tugas dan melakukan overan pasien dengan petugas jaga pagi. 

Dalam perjalanan pulang sekitar  pukul 08.45 wita, Aris-teman kerja di puskesmas menelpon saya. Disampaikan  ada dua orang wartawan hendak menemui saya dan minta nomor telepon. Saya tidak ladeni permintaan tersebut. Sebab sebelumnya Ibu Ani Agas dan Kepala Puskesmas minta saya untuk tidak mengeluarkan statement apa pun kepada wartawan. Karena itu saya keberatan bertemu wartawan dan memberikan nomor Hp saya. Tapi wartawan tetap berusaha mendapatkan nomor saya. Termasuk memintanya ke beberapa teman saya, dan mereka tidak memberinya.

BACA JUGA: Pelayanan-medis-buruk-keluarga-korban-lapor-bupati-agas

Sekitar pukul 12.00 Wita tiga orang wartawan mendatangi  rumah orang tua saya di Jawang. Salah seorang wartawan bertemu ayah saya dan menginformasikan jika wartawan wawancara saya. Namun bapak menjelaskan  jika saya  sedang tidur karena baru pulang dinas malam.

Tak lama berselang  saudara laki-laki saya, Yonan Carvallo, mendatangi wartawan di pintu gerbang dan menanyakan maksud kedatangan wartawan lainnya. Wartawan mengaku hendak mewawancarai saya terkait persoalan yang terjadi di ruangan rawat inap Jumat malam. Kakak saya menjelaskan jika  saya sedang tidur karena baru pulang dinas malam. Kemudian kaka saya meminta KTP dan Kartu pers dari kedua wartawan tersebut tapi mereka tidak  memberinya. Kemudian mereka bergegas pulang.

BACA JUGA : Christina-natalia-carvallo-kami-terapkan-aturan-tanpa-pandang-bulu

Senin (9/11/2020) Kabid SDK Dinkes Matim, Ani Agas  minta klarifikasi  resmi dari saya terkait kronologis kejadian. Klarifikasi direkam dan diketik oleh staf Ibu Ani. Selanjutnya bersama Ibu Ani bertemu Humas Kabupaten Manggarai Timur. Menjelaskan maksud kedatangan kami kepada  Bapak Bonifasius Say. Kepada saya Pak Boni memberi kekuatan dan ingatkan tak perlu takut. Tetap  melayani pasien seperti biasa. Selanjutnya mengutus beberapa stafnya baik dari Humas maupun Kominfo untuk wawancara Puskesmas Borong.

Tak lama berselang tiga orang staf  Humas dan Kominfo datang bertemu Kepala Puskesmas Borong. Saya  dipanggil  memberi keterangan. Interview seputar SOP Rawat Inap sejak masuk ruangan hingga aturan jam kunjung dan jumlah  pengunjung. Tinjau Unit Rawat Inap dan ambil gambar. Salah seorang dari mereka mengaku segera narasikan naskah berita untuk diterbitkan..

Tanggal (11/11/2020) sekitar pukul 20.00 Wita saya mendapat informasi, Sales Medi, telah melaporkan saya ke Polres Manggarai Timur.  Hari berikutnya  (12/11/2020) bersama Kepala Puskesmas Borong dan Komisaris PPNI Cabang Borong mengikuti pertemuan atas permintaan Ibu Ani. Di ruang pertemuan telah hadir Kepala Puskesmas se-Kabupaten Manggarai Timur. Pertemuan dipandu  Sekretaris PPNI dan dibuka oleh Ketua PPNI Kabupaten Manggarai Timur.

Inti pertemuan antara lain membahas kasus saya yang sudah dilaporkan ke Polres Manggarai Timur. Pertemuan menyepakati PPNI siap mendukung dan mendampingi saya dalam proses hukum. Tak lama berselang kami diminta ke kantor DPRD Kabupaten Manggarai Timur bertemu Ketua DPRD Manggarai Timur, Wakil Ketua I dan Ketua II  DPRD, Ketua Komisi C DPRD beserta anggota Komisi C.

Ketua DPRD, Heremias Dupa, memberi apresiasi terhadap petugas kesehatan. Terkait kasus saya, bliau menegaskan masalah itu bukan masalah lembaga tapi personal. Kecuali itu Ketua DPRD Matim menyayangkan peristiwa itu harus terjadi. Pihaknya minta untuk tetap tenang dan melayani pasien sepenuh hati.

“Jangan takut dengan masalah yang sedang hadapi.Memang ini butuh proses untuk selesaikan. Jika ada api hendaklah teman-teman petugas kesehatan jadi air. Jika ada yang tidak sehat hendaklah teman-teman yang jadi sehat. Jika ada yang tidak teratur hendaklah teman-teman menjadi teratur dan meminta maaf atas kejadian ini,” pinta Ketua DPRD Matim.

Ketua Komisi C menjanjikan  akan mendiskusikan dengan para anggota komisi C. Dan menyarankan tetap bekerja seperti biasa. Jangan sampai petugas mogok kerja hanya karena masalah ini. Kasihan  pasiennya.

Tanggal (16/11/2020) Kasat Reskrim Polres Manggarai Timur menghubungi saya seraya meminta untuk bertemu  hari itu juga.Tetapi karena saya sedang urus anak sakit, maka disepakati hari berikutnya bertemu di Kantor Polres Manggarai Timur. Sekitar pukul 10.30 Wita (17/11/2020) saya bertemu Kasat Reskrim Polres Manggarai Timur, Iptu Deddy. Saya diminta klarifikasi terkait laporan, Salesius Medi. Saya menceriterakan sesuai  faktanya, diberkaskan. Demikian teman saya Herlin memberi keterangan hingga selesai pukul 12.30 Wita.

Tanggal 19 November 2020, bersama, Antonius Ador, S.H selaku kuasa hukum,Ibu Yuli Komisaris PPNI Cabang Borong, Ibu Yosefina Nirma,Kepala Puskesmas Borong, Ibu Yosephina Carvallo selaku kakak tertua dan adik bungsu, Agusto Carvallo mendatangi Polres Matim melapor balik saudara Salesius Medi terkait kejadian 6 November 2020. Setelah serahkan berkas laporan, pengambilan Berita Acara pemeriksaan, penyidik meminta siapkan  saksi-saksi untuk dimintai keterangan. Dan tanggal 26 Nopember 2020 para saksi memberi keterangan di Polres Matim.

Tanggal 30 November 2020, Sekretaris Dinkes Matim minta saya bersama  orang tua datang ke kantor itu. Ayah saya keberatan  dengan alasan tidak ingin jika kehadiran mereka terkesan mengintervensi keputusan dinas terhadap kasus yang saya hadapi. Ayah hanya mengutus kakak dan adik saya sebagai perwakilan.

Kami bertemua di ruang kerja  Sekretaris Dinkes Matim. Turut hadir pertemuan tersebut Ketua dan  Sekretaris PPNI Kabupaten Manggarai Timur, Ibu Maria Yosephina Carvallo dan saudara Agusto Carvallo. Kepada saya disampaikan bahwa Ibu Kadis, Sekretaris dan beberapa Kabid sudah melakukan rapat intern dan memutuskan saya-Kristina Natalia Carvalo dimutasi sementara ke Puskesmas Kisol atau Puskesmas Waelengga. Apabila saya sudah dipindahkan  maka laporan di Polres Matim dicabut.

Pihak DPR pun memanggil kembali Sekretaris Dinkes untuk berdiskusi dan meminta saya untuk mengalah. Atas dasar itu, Kepala Dinas dan Sekretaris Dinkes Matim  meminta saya untuk bersedia dipindahkan. Sekretaris Dinkes Matim meminta pendapat  Ketua PPNI Matim. Ketua PPNI Matim menolak keputusan Dinkes pindahkan saya  dari Puskesmas Borong. Sebab, keputusan itu tidak adil karena tidak ada pelanggaran praktik profesi dan kode etik yang dilakukan, Christina Natalia Carvalo. Selain itu  jika dipindahkan berarti membenarkan apa yang dikatakan Salesius Medi bahwa Christina Natalia Carvalo bersalah.

Sekretaris Dinkes Maim minta pendapat saya. Jujur saat itu saya sangat shock mendengar keputusan Dinkes yang seperti itu. Sakit, kecewa, dan saya tidak kuasa menahan air mata. Saya menangis. Saya tidak pernah menyangka bahwa institusi tertinggi tempat saya mengabdi mengambil keputusan yang sangat tidak adil  terhadap saya. Sambil menangis saya katakan tidak menerima untuk dipindahkan. Saat bermasalah dengan Salesius Medi, saya hanya menjalankan SOP yang sudah ditetapkan. Saya tidak melakukan pelanggaran kode etik profesi.

Namun Sekretaris Dinkes Matim terus meminta saya untuk mempertimbangkan keputusan tersebut. Kakak saya minta izin. Beri waktu untuk diskusi dan mempertimbangkan hal itu.  Kemudian kami pun pulang.

Pukul 13.24 Wita saya mendapatkan telepon dari Wakil Ketua I DPRD Matim,  Bernadus Nuel. Beliau memohon agar saya menjadi air dan mengalah. Seraya diminta bersedia untuk dipindahkan sementara. Selama tiga bulan  di Puskesmas Kisol atau Puskesmas Waelengga. Terhadap tawaran itu saya katakana. “Bapak, saya bukan barang. Mengapa saya yang harus dikorbankan demi kepuasan Medi?. Bukan saya yang bawa masalah ini ke rana hukum. Saya  hanya menjalankan SOP kami. Sebagai warga negara yang taat hukum, saya akan ikuti prosedur hukum. Sebab kasus ini sudah diproses di kepolisian.

Demikian klarifikasi saya tentang kronologi kejadian pada jumat malam 06 November 2020 di Unit Rawat Inap UPTD Puskesmas Borong sampai saat saya dimintai untuk bersedia di mutasi sementara. Terima kasih. (Christina Natalia Carvallo, S.kep,Ns/Nip. 19881210 201403 2 005)

         

Share :

Baca Juga

Daniel Anduk saat tampil menyanyi dalam suatu acara.(FotoLIst)

Dinamika Daerah

Daniel Anduk, Penyanyi Legendaris Manggarai Tutup Usia

Dinamika Daerah

Bupati Agas Abaikan Nasib 11 ASN

Dinamika Daerah

Bupati Hery Nabit : Yang Tidak Mau Kerja Minggir

Dinamika Daerah

Bawaslu Seret Camat Rahong Utara ke KASN

Dinamika Daerah

DPRD Mabar: Pemkab Minta SKTM Orang Tua Balita Luka Bakar

Dinamika Daerah

TNI AL Maumere Bangun Rumah untuk Empat Janda di Sikka

Dinamika Daerah

Selain Menangkan SEHATI, Gerindra Jadi Pelopor “Perangi” Covid-19
Serah terima kunci ruang kelas kepada pengelola sekolah.(Foto: Ist)

Dinamika Daerah

SMK Nawacita Mego Dapat Kado dari Yayasan Heppy Hearts Indonesia