115 Hektare Sawah di Lingko Ngaung Terancam Gagal Panen - FloresMerdeka

Home / Ekonomi Bisnis

Jumat, 11 September 2020 - 09:04 WIB

115 Hektare Sawah di Lingko Ngaung Terancam Gagal Panen

Tanaman padi di Lingko Ngaung mengering akibat kekeringan. (Foto: Adrian Juru/ Flores Merdeka)

Tanaman padi di Lingko Ngaung mengering akibat kekeringan. (Foto: Adrian Juru/ Flores Merdeka)

RUTENG, FLORESMERDEKA.COM – Sekitar 115 hektar sawah di Lingko Ngaung, daerah pariwisata Lingko Lodok (persawahan laba-laba) di Desa Meler, Kecamatan Ruteng, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur terancam gagal panen. Sebab debit air yang bersumber dari mata air Wae Moro semakin kecil akibat kekeringan yang melanda wilayah itu.

Veronika Oni (52) petani desa itu mengeluh lantaran sawah seluas setengah hektar miliknya terancam gagal papen. Padi berumur dua bulan yang ditanam bulan Juli lalu sudah mulai menguning dan kering akibat ketiadaan air.

Ia pun pasrah dengan keadannya. Veronika mengaku mengalami kesulitan untuk menjaga kestabilan ekonomi rumah tangganya. Sebab ia harus membiayai dua orang anaknya yang sedang kuliah di Kota Yogyakarta dan SMA di Kota Ruteng. Pasalnya, hasil panen sawah satu-satunya sumber untuk membiayai kedua buah hati.

“Sedih sekali karena tidak panen lagi tahun ini. Di rumah tidak ada stok beras. Bapak (suami, red) sudah meninggal dua bulan lalu setelah menanam padi di sawah. Bapak sakit karena jaga air di sawah sampai jam dua (2) subu selama dua hari. Sejak itu Bapak sudah mulai sakit dan lemas dan akhirnya meninggal dunia,” kisah Veronika kepada Floresmerdeka.com di rumah keluarganya di Kampung Meler, Jumat (11/9/2020).

Veronika Oni (52) petani di desa Meler yang mengalami gagal panen

Veronika mengaku, dirinya sangat mengharapkan bantuan dari pemerintah desa maupun pemerintah daerah Manggarai agar bisa memperhatikan kehidupan ekonomi keluarganya. Untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga, ia terpaksa menjual kue di sekitar kampungnya.

“Semoga kalau memang pemerintah melihat (memperhatikan) saya. Tahun lalu 2019 saya dapat bantuan 50 kilogeram (kg) beras dari dinas sosial karena alami gagal panen juga. Hasil panen kami untuk makan dan dijual untuk ongkos anak sekolah,” pintanya.

Terpisah Penjabat Kepala Desa Meler, Robertus Unggut mengatakan bencana kekeringan yang menimpah petani di desa itu meningkat dari tahun sebelumnya. Hal tersebut karena debit air yang tidak besar.

Robertus merincikan area persawahan Lingko Lodok mempunyai luas 230 hektare. Dari luas tersebut sekitar 115 hektare berlokasi di Lingko Ngaung (bagian dari Lingko Lodok) Desa Meler.

“Hampir setengah dari 230 hektar yaitu sekitar 115 hektar di sini yang terancam gagal panen. Tahun lalu juga petani mengalami gagal panen. Beruntungnya dapat bantuan  beras sembilan ton lebih dari dinas sosial,” ujar Robertus saat ditemui Floresmerdeka, Jumat (11/9/2020).

Daerah persawahan Lingko Ngaung yang mengalami kekeringan

Ia menjelaskan, pemerintah desa sempat berencana untuk melakukan peningkatkan debit air Wae Moro. Namun, rencana tersebut belum dapat dilakukan. Sebab debit air sangat kecil dibandingkan dengan luas persawahan. “Untuk meningkatkan debit air sangat susah karena dari sumbernya memang kecil,” katanya.

Saat memasuki bulan Juli aku Robertus, area persawahan tersebut tidak bisa dikelola lagi oleh petani. Bahkan dijadikan lahan tidur yang tidak produktif. (ajr)

         

Share :

Baca Juga

Ekonomi Bisnis

Matim Miliki Potensi Sumber Daya Alam yang Besar

Ekonomi Bisnis

Presiden Jokowi Resmikan Sarpras Pariwisata di Labuan Bajo

Ekonomi Bisnis

Sidak Dinkepaper Mabar Temukan Residu Pestisida

Ekonomi Bisnis

Progres Dana Pinjaman Daerah Hampir Rampung

Ekonomi Bisnis

Meretas Harapan Proyek Geothermal Wae Sano

Ekonomi Bisnis

Anak-Anak Butuh Asupan Nutrisi

Ekonomi Bisnis

Romo Beni Apresiasi TNI-Polri Bantu Para Petani

Ekonomi Bisnis

Wabah Babi Belum Berlalu, Kini Puluhan Ayam Mati Mendadak