Sidak Dinkepaper Mabar Temukan Residu Pestisida | FloresMerdeka

Home / Ekonomi Bisnis

Senin, 10 Mei 2021 - 06:13 WIB

Sidak Dinkepaper Mabar Temukan Residu Pestisida

Petugas Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan saat gelar sidak di pasar tradisional Labuan Bajo.(Foto: Ist)

Petugas Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan saat gelar sidak di pasar tradisional Labuan Bajo.(Foto: Ist)

LABUAN BAJO, FLORESMERDEKA.COM- Inspeksi mendadak (Sidak) yang digelar Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (Dinkepaper) Manggarai Barat (Mabar) Nusa Tenggara Timur menemukan kandungan residu pestisida pada buah-buahan dan sayuran yang dijual  para pedagang di pasar tradisional di Labuan Bajo.

Hosting Unlimited Indonesia

Sidak itu sendiri dilakukan untuk memastikan masyarakat Mabar terlindungi dari makanan yang mengandung bahan kimia. Sidak  menyasar pelaku usaha yang menjual sayur, buah, ikan segar dan ikan kering.

“Sidak ini dalam rangka hari raya idul fitri. Kami memastikan pangan yang dijual tidak menggunakan bahan kimia berbahaya contohnya formalin. Jadi kami mengambil beberapa sampel untuk diuji,” ungkap Kabid konsumsi dan keamanan pangan, Agustinus Jebau dalam keterangan tertulis, Jumat (7/5/2021).

Iklan Kementerian Agama

Dia menyebutkan, sampel yang diambil akan diuji oleh Dinas Kesehatan, karena mereka miliki fasilitas yang memadai

Ia menyebutkan, Sidak dilaksanakan selama dua hari sejak  tanggal 5 hingga 6 Mei 2021. Sejumlah tiga lokasi yang disasar  yakni Pasar Wae Sambi, Desa Batu Cermin, Kecamatan Komodo, Pasar Baru Desa Gorontalo Kecamatan Komodo dan TPI Labuan Bajo.

Dalam kegiatan ini petugas mengambil beberapa sampel yakni jenis ikan, buah dan sayuran yang diuji dengan masing-masing berjumlah 30 sampel.

Ia menyebutkan, hasil tes laboratorium mengindikasikan ada tiga sampel buah yang di jual di Pasar Batu Cermin memhandung residu pestisida. Ketiga jenis buah tersebut yakni jeruk cina, anggur hijau dan anggur jari.

“Terhadap produk buah tersebut dilarang untuk beredar atau diperjual-belikan. Sedangkan hasil laboraturium untuk sampel lainnya yakni sayur, buah, serta ikan dinyatakan aman untuk dikonsumsi,” terang Jebau.

Menyikapi hasil temuan ini,  Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan akan melakukan pembinaan kepada para pelaku usaha mengenai dampak dari penggunaan bahan kimia.

“Harapan kami para nelayan dan pelaku usaha tidak menggunakan bahan kimia karena penggunaan bahan kimia sangat berbahaya bagi masyarakat” ujarnya. *(FMC)

Share :

Baca Juga

Ekonomi Bisnis

Bank NTT Beri Kredit Tanpa Bunga

Ekonomi Bisnis

115 Hektare Sawah di Lingko Ngaung Terancam Gagal Panen

Ekonomi Bisnis

Ibu-ibu Desa Siru Dilatih Tentang Tata Boga

Ekonomi Bisnis

Bupati Mabar Optimis Ekonomi Segera Pulih

Ekonomi Bisnis

Protokol CHSE, Bentuk Adaptasi Kebangkitan Sektor Pariwisata

Ekonomi Bisnis

Wabah Babi Belum Berlalu, Kini Puluhan Ayam Mati Mendadak

Ekonomi Bisnis

Kaum Muda Kurang Minati Dunia Pertanian

Ekonomi Bisnis

CV.Bajo Maritim Indonesia Bakal Hadir di Labuan Bajo