Uluran Kasih Dokter Weng untuk Mama Anastasia di Boleng
LABUANBAJO, FLORESMERDEKA.COM – Raut wajahnya terlihat lelah. Pita suaranya mulai serak-serak. Maklumlah. Saban hari ia menyusuri kampung-kampung di wilayah Manggarai Barat. Melihat ratapan warga. Mendengar kisah pilu orang-orang yang nyaris putus harapan. Pria itu, dr. Yulianus Weng.
Selasa, 20 Oktober 2020. Dokter Weng sapaan akrapnya. Dia mengunjung Kampung Rai, Desa Pota Wangka, Kecamatan Boleng, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar). Di sana ia berucap sapa. Bak kawan lama yang baru bersua kembali. Suasana akrab begitu tampak. Semuanya ceria. Usai dari Kampung Rai rombongan hendak bergeser ke kampung lain.
Namun, salah seorang warga di kampung itu meminta dr. Weng untuk melihat seorang nenek berusia 72 tahun. Namanya Anastasia Sia. Mama Anas, demikian sapaan, menderita stroke sejak Agustus 2020 lalu. Sejak saat itulah Mama Anas hanya terkulai lemas di tempat tidur. Untuk makan tangannya tak sanggup meraih alat makan. Anaknya, Silvester Hiron (48) harus suap. Bergantian bersama sang istrinya.
Kondisi kesehatan Mama Anas memprihatinkan. Penyakit stroke telah membuatnya patah semangat. Untuk bergerak saja sulit. Apalagi yang lain-lain. Semuanya bergantung pada anak dan menantunya. Keduanya mendampingi Mama Anas. Melayani dengan sepenuh hati.
Untuk perawatan medis, Mama Anastasia, sempat berobat di Rumah Sakit Siloam. Empat hari Mama Anas mendapat perawatan intesif dari petugas medis rumah sakit itu. Namun tanda-tanda akan pulih belum jua terlihat. Keluarga putuskan chek out dari Siloam. Kembali ke kampung. Rawat seadanya.
“Kami pernah hantar mama ke Rumah Sakit Siloam. Tetapi keluar lagi. Sebab selama perawatan tidak ada tanda-tanda akan pulih. Kondisi mama seperti sekarang ini,” jelas Silvester Hiron.
Atas kedatangan dokter Weng di kampung itu, Silvester mendekatinya. Mengajak untuk menjenguk ibunya itu. Dokter Weng, di sela-sela kunjungan itu, pun menyempatkan diri mengunjung Mama Anastasia. Tak jauh dari tempatnya bertatap muka. Sekitar 100 meter. Dokter Weng melangkah ke rumah-tempat Mama Anastasi istirahat.
Menatap kondisi Mama Anastasia, dr. Weng, seperti kembali pulang pada rutinitasnya sebagai seorang dokter. Perjumpaan dengan Mama Anas, menghangatkan semengat Dokter Weng. Ia terpekur dalam keprihatinan seraya mengulurkan kasih. Meski secara manual, dr. Weng mendiagnosa Mama Anas. Mengandalkan naluri dan feeling seorang dokter. Dokter Weng menyentuh jengkal-jengkal tubuh Mama Anas.
“Mama Anastasia, saya bantu kursi roda. Nanti ada yang bawah,” imbuh dokter Weng.
Dari sisi medis, terang dr Weng, yang perlu diperhatikan Mama Anas adalah pola makan. Asupan gizi harus cukup. Seperti konsumsi susu, vitamin. Variasi menu makanan. Lebih penting dari itu kondisi psikolgis Mama Anas harus stabil. “Mama tidak boleh stress. Keluarga harus memberi perhatian serius,” saran dr. Weng.
Demikianlah dr. Weng. Hatinya tergerak. Mengukurkan kasih. Melihat kondisi Mama Anas seraya mengulurkan kasih. Getar-getar asanya mereyap menjamah raga Mama Anas. Cepatlah sembuh mama Anas. (Fmc)