MBAY, FLORESMERDEKA.com-Bagi masyarakat Kabupaten Nagekeo dan Ngada di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), ada satu tempat unik menyimpan hasil panen yang boleh dibilang unik. Tempat itu oleh masyarakat setempat disebut dengan nama Raka. Tempat penyimpanan jagung pascapanen ini sudah diwariskan secara turun temurun oleh nenek moyang mereka.
Bangunan ini berbentuk rak atau pondok yang didirikan di luar rumah. Bangunan sederhana ini menggunakan material lokal. Raka beratapkan daun lontar, kelapa atau rumput alang-alang. Hampir di setiap kampung atau rumah penduduk, ditemukan bangunan raka dalam beragam bentuk.
Bangunan khas Nagekeo dan Ngada ini biasa dibangun menjelang musim panen tiba. Selain berfungsi untuk menyimpan jagung juga untuk menyimpan hasil pangan lainnya seperti padi, kestela, labuh, ubi-ubian dan buah-buahan. Victor, seorang petani tradisional di Kampung Peringating, Desa Nggolonio, Kecamatan Aesesa menuturkan, raka sangat baik untuk menyimpan hasil panen terutama jagung. Usai dipanen, jagung diikat pada bagian pucuk menggunakan tali rafia, nilon atau tali lainnya lalu disusun rapi dan digantung pada tempat yang sudah disiapkan.
Jagung atau hasil panen lainnya dibiarkan terkena sinar matahari. Cara penyimpanan di tempat raka ini sangat efektif karena menjamin keunggulan benih dan terhindar dari serangan hama dan penyakit. Jagung-jagung itu mengalamai proses pengeringan secara alamiah berkat bantuan sinar matahari atau angin. Cara penyimpanan ini juga dapat menghindari kerusakan dan menjaga benih jagung tetap awet dan unggul.
Hingga kini, tradisi penyimpanan jagung di atas raka masih terus dilestarikan oleh masyarakat di wilayah itu. Sistem penyimpanan jagung di atas raka merupakan bagian dari tradisi dan kearifan lokal masyarakat Nagekeo dan Ngada yang patut dilestarikan diwariskan dari generasi ke generasi.*(Kornelis Rahalaka)