LABUAN BAJO, FLORESMERDEKA.COM- Warga masyarakat penerima Program Keluarga Harapan (PKH) di Kampung Cecer, Desa Liang Ndara, Kecamatan Mbeliling, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), mengaku mendapat intimidasi dari seorang oknum pendamping PKH.
Oknum pendamping PKH berinisial J itu dikabarkan mengintimidasi warga yang adalah para peserta penerima Program PKH. Warga diminta agar memilih pasangan calon (Paslon) tertentu pada Pilkada Mabar 2020.
Informasi yang dihimpun Floresmerdeka.com, dari sejumlah warga di Kampung Cecer, Minggu (6/12/2020) mengungkapkan, petugas PKH berinisial J datang ke Kampung Cecer pada hari Jumad ( 4/12/2020) pekan lalu. Para peserta penerima program PKH diundang untuk rapat bersama terkait program PKH. Para peserta berkumpul di sebuah rumah milik warga.
Sebelum pertemuan digelar, oknum pendamping PKH tersebut meminta warga agar mengumpulkan semua handphone (HP) milik mereka.
Awalnya, warga mengaku kaget dan keberatan atas permintaan oknum petugas PKH tersebut. Namun oknum tersebut beralasan bahwa pembicaraan mereka tidak boleh direkam apalagi diekspos ke pihak luar.
Setelah semua HP dikumpulkan, oknum tersebut menjelaskan tujuan rapat yang intinya meminta peserta PKH agar memilih paket MISI. Oknum tersebut bahkan menyatakan bahwa jika tidak memilih paket MISI maka warga tidak menerima program PKH atau program itu bakal dihentikan.
Oknum itu bahkan mengatakan, jatah bantuan program untuk bulan ini belum bisa dibagikan hingga menunggu sampai selesai Pilkada. Selain itu, oknum tersebut juga sempat merekrut dua orang penerima PKH yang baru.
Warga mengaku merasa kesal dengan sikap dan perilaku oknum petugas tersebut namun mereka tidak bisa berbuat apa-apa.
” Kami tidak bisa buat apa’-apa. Kami mau rekam sebagai dokumen tapi semua HP kami sudah disita dan dikumpulkan,”ujar seorang warga yang enggan disebutkan namanya.
Sementara itu, Ketua Badan Pengawas Pemilu (Banwaslu) Kabupate Manggarai Barat, Simeon Sofian, S.Fil. yang dikonfirmasi via WA, Selasa malam,(8/12/2020) mengaku, pihaknya sudah terjunkan petugas Panwas ke lokasi untuk melakukan penyelidikan dan mengumpulkan bukti-bukti atas dugaan intimidasi tersebut.
Namun ia mengaku hingga kini pihaknya belum mendapatkan laporan lengkap dari petugas di lapangan. (FMC)