LABUAN BAJO, FLORESMERDEKA.COM – Julie Sutrisno Laiskodat yang juga anggota Komisi IV DPR-RI mengungkapkan rasa bangganya menjadi istri orang nomor satu di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) itu.
“Saya istri gubernur pak, bukan wakil gubernur. Saya nikahi si pemulung ini (Gubernur Viktor Bungtilu Laikodat), karena saya mau jadi istri gubernur itu hari soalnya,” ujar Julie disambut tepuk tangan meriah saat memberikan sambutan acara peletakan batu pertama pembangunan gedung SMK Negeri 3 Komodo, di Kaper, Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), Sabtu (20/9/2020).
Pantauan media ini, wanita yang juga menjabat sebagai Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi NTT itu, enggan memberikan sambutan di bawah tenda yang sudah disiapkan oleh panitia. Ia lebih memilih untuk memberikan sambutan di bawah terik matahari.
“Bapak tidak usah kasih payung. Saya diomelin pa Gubernur nanti,” pintah Julie Laiskodat kepada salah seorang kepala sekolah yang hendak memberinya payung.
Hal itu pun sontak membuat para peserta kegiatan tertawa sembari memberikan tepuk tangan meriah.
Julie Laiskodat menjelaskan Labuan Bajo merupakan gerbangnya Provinsi NTT. Sebab kota pariwisata super premium itu sudah ditetapkan menjadi lima daerah prioritas yang ditunjuk oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo.
“Jadi gerbangnya NTT ada di Labuan Bajo. Makanya pembangunan di Labuan Bajo sangat cepat,” ujar anggota DPR RI yang membidangi pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan dan lingkungan hidup itu.
Saat ini jelas Julie Laiskodat, Pemprov NTT khususnya Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga didorong untuk lebih banyak membangun Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Sebab SMK itu bersentuhan langsung dengan kejuruan.
“Jadi sekolah ini nanti andalan di Labuan Bajo. Harus mampu melahirkan anak-anak yang berpotensi untuk bisa mengembangkan pariwisata dalam rangka mewujudkan program gubernur menuju NTT bangkit dan sejahtera,” ujarnya.
Dijelaskan, Gubernur Viktor mempunyai cita-cita agar para pelajar di NTT tidak mengenyam pendidikan di daerah lain. Tetapi harus sekolah di daerah sendiri yang didukung dengan standar fasilitas nasional dan internasional.
“Tapi bukan hanya anak-anak kita, tetapi anak-anak dari daerah lain di luar NTT, dia belajar di sini. Apalagi yang belajar khusus pariwisata. Dia bisa belajar mulai dari Labuan Bajo,” tukasnya.
Ia meminta pembangunan SMK Negeri 3 Komodo secepatnya diselesaikan, sehingga tahun depan bisa menerima peserta didik baru. Kendati demikian, ia meminta Dinas PPO Provinsi NTT untuk terus memantau pembangunan gedung sekolah itu hingga selesai.
“Saya tidak mau habis peletakan batu pertama, usahakan pantau pekembangannya. Kualitas gurunya nanti seperti apa. Apa yang kurang dan yang kita perjuangkan lagi. SMK tidak bisa hanya gedung dengan kursi. Tetapi sarana prasarana penunjang harus mempunyai standar nasional dan internasional. Jadi harus sempurna supaya bisa melahirkan anak-anak yang sempurna,” pintanya.
Ia juga berharap pemda Mabar terus bersinergi untuk membangun daerah. “Jangan lagi pake sektor. Ini kabupaten punya ranah. Ini Provinsi punya ranah. Tetapi kita sama-sama bangun daerah ini,” ujarnya.
Turut dalam kegiatan itu, Bupati Mabar, Agustinus Ch Dula, Kadis PPO Provinsi NTT, Linus Lusi, Pimpinan OPD Lingkup Pemkab Mabar, tokoh adat Kaper dan para rohaniwan. (san)