Siapa 'Tersungkur' di Menit Terakhir Pilkada Mabar? - FloresMerdeka

Home / Demokrasi Mabar / Mimbar Demokrasi

Kamis, 27 Agustus 2020 - 12:14 WIB

Siapa ‘Tersungkur’ di Menit Terakhir Pilkada Mabar?

ilustrasi pilkada mabar

ilustrasi pilkada mabar

Oleh Sil Joni

Peta distribusi ‘kursi’ untuk setiap pasangan calon (paslon) yang bertarung dalam kontestasi Pilkada Manggarai Barat 9 Desember 2020, mulai tampak terang. Kendati belum final, dari pemberitaan media, kita mengetahui bahwa dari total 30 kursi DPRD itu, 19 kursi sudah terbagi ke tiga Paslon. Mereka adalah paslon Edi-Weng sebanyak 7 kursi, paslon AG-AG 6 kursi dan paslon Pantas-Rizky (Paris) 6 kursi.

Kursi yang tersisa ada 11. Syarat untuk maju menjadi paslon tetap adalah harus minimal didukung oleh gabungan partai politik (parpol) yang meraih 6 kursi di DPRD Mabar. Itu berarti hanya ada satu paslon lagi yang masih ada kemungkinan untuk memenuhi persyaratan tersebut. Siapakah itu? 11 kursi sisa itu berasal dari Partai Golkar (3), PDIP (3), PKB (3), Gerindra (1), dan Perindo (1).

“Suka tidak suka, mau tidak mau, sejumlah parpol itu harus membangun poros koalisi baru. Risikonya adalah ada dua paslon yang tersungkur”

Sil Joni

Diberitakan bahwa masih ada tiga paslon yang punya ‘peluang yang sama’ untuk mendapatkan kuota pencalonan terakhir itu. Pertama, paslon Maria-Sil (Misi) yang disebut-sebut telah mengantongi semacam dukungan dari PDIP, Gerindra, dan Perindo. Kedua, paslon Hamsi-Tobi yang katanya ‘didukung’ oleh partai Golkar. Ketiga, paslon Azis-Andre yang didukung oleh PKB.

Dari konfigurasi kursi tersebut, rasanya mustahil ada yang ‘memenuhi syarat’ jika bertahan pada posisi politik saat ini. Suka tidak suka, mau tidak mau, sejumlah parpol itu harus membangun poros koalisi baru. Risikonya adalah ada dua paslon yang tersungkur. Pilihan lain adalah ‘rombak lagi’ paslon itu. Tetapi, tentu saja sangat bergantung pada hasil konsensus dengan mitra koalisi.

Ada beberapa skenario yang kemungkinan akan terjadi. Pertama, partai Golkar berkoalisi dengan PKB. Paslon HATI tetap dipertahankan. Itu mengandaikan paket Azis-Andre ‘rela mengalah’. Jika ini yang terjadi, maka paslon Misi pun harus tersingkir. Kedua, Golkar tetap berkoalisi dengan PKB tetapi paslonnya adalah Azis-Andre. Paslon Hati ‘mengalah’ dan paslon Misi dengan sendirinya terpental. Tetapi, rasanya, baik skenario pertama maupun kedua, agak sulit diwujudkan.

Ketiga, mungkin yang lebih realistis adalah ‘merombak’ (bongkar lagi) paslon itu. Katakan saja, calon bupatinya dari Golkar dan wakilnya salah satu dari paslon dari PKB itu. Bisa juga sebaliknya, calon bupati dari PKB dan wakilnya dari Golkar. Apakah itu mungkin? Tidak ada yang tahu.

Keempat, PDIP menambah armada koalisinya dengan PKB. Paslon yang diusung tetap sama yaitu Misi. Dengan demikian, paslon Hati dan Azis-Andre harus terkapar. Saya kira masalahnya tetap sama. Apakah PKB ‘tidak menawarkan opsi politik’ entah berupa rombak paslon atau kepentingan politik lainnya. Lalu, apakah PDIPI sudi ‘membongkar’ pasangan yang sekian lama berjalan dalam musim kompetisi ini?

Kelima, PDIP berkoalisi dengan Partai Golkar. Persoalannya semakin kompleks. Dalam tubuh Golkar sendiri, masih terjadi semacam ‘dualisme dukungan’. Selain Matius Hamsi, masih ada nama Blasius Jeramun yang juga mengklaim mendapat dukungan dari Golkar. Golkar kubu Blasius tentu saja mengharapkan agar PDIP bersedia berkoalisi dengan catatan paslon Misi dibongkar. Belum lagi, perjuangan Paket Hati untuk tetap maju dalam Pilkada. Tawar menawar kepentingan semacam ini, membuat kemungkinan PDIP berkoalisi dengan Golkar agak tipis.

Posisi PKB dalam ‘negoisasi politik’ ini begitu seksi dan strategis. Siapa yang berhasil ‘merayu’ PKB, jatah paslon terakhir itu pasti digenggam. Ke mana arah atau kiblat PKB Mabar di detik-detik terakhir proses kandidasi ini Prediksi semacam ini, akan berantakan jika ‘klaim kantongi SK parpol’ dari paslon yang sudah berdeklarisi (baca: paslon Edi-Weng, AGAGG, Paris) belum final.

Diberitakan bahwa ada paslon yang masih diragukan kebenaran klaimnya soal mendapat SK dari salah satu partai koalisi. Jika berita ini benar, maka pada tahap pendaftaran yang dimulai pada tanggal 4 September ini, akan penuh dengan cerita mengejutkan. Sebuah dinamika politik yang layak ditunggu ending-nya.

Penulis adalah pemerhati masalah sosial dan politik.

Share :

Baca Juga

Demokrasi Mabar

Lima Tahun, Rakyat Hanya Menikmati Madu Janji
Philips Fransiskus didampingi anggota fraksi PAN DPRD Sikka saat menampaikan permintaan maaf.(foto:Ist)

Mimbar Demokrasi

RDP Ricuh, Fraksi PAN DPRD Sikka Minta Maaf

Demokrasi Mabar

Sengketa Lahan 30 Ha di Mabar: Error In Persona dan Error In Objecto
Rumah orang tua yang ludes dibakar.(foto"Ist)

Demokrasi Mabar

Pemuda Sano Nggoang Bakar Rumah Milik Orang Tuanya

Demokrasi Mabar

Satlantas Mabar Tertibkan Sejumlah Kendaraan di Trotoar Jalan
Kapal Gandha Nusantara yang diresmikan oleh Bupati Mabar. (Foto: Ist)

Demokrasi Mabar

Kemenhub Bantu Kapal Angkutan Penumpang Antar Pulau
Sil Joni

Demokrasi Mabar

Ritual Pendaftaran dan Politik Mobilisasi Massa
Sidang paripurna penetapan dua Ranperda di DPRD Mabar.(Foto:Kornelius Rahalaka/Floresmerdeka)

Demokrasi Mabar

Pemerintah dan DPRD Mabar Setujui Dua Ranperda Jadi Perda