Mengenal Para Pemilih Fanatik Rasional | FloresMerdeka

Home / Sudut Pandang / Telusur

Sabtu, 5 Desember 2020 - 07:09 WIB

Mengenal Para Pemilih Fanatik Rasional

Nikolaus Taman, S.Pd

Nikolaus Taman, S.Pd

Oleh : Nikolaus Tasman, S.Pd

Hosting Unlimited Indonesia

Sebentar lagi Kabupaten Manggarai dan Manggarai Barat akan melangsungkan perhelatan demokrasi untuk menentukan pemimpin yang akan bertanggung jawab mengurus nasib pembangunan kedua daerah tersebut dalam lima tahun akan datang.

Bila kita mencermati militansi sikap politik para pendukung dari masing-masing PASLON bupati dan wakil bupati baik dalam berbagai momen kegiatan kampanye maupun melalui media sosial, tampaknya masing-masing PASLON memiliki para pendukung yang begitu fanatik.

Iklan Kementerian Agama

Ada yang mengangung-agungkan PASLON idolanyan dengan menyuguhkan sejumlah keunggulan baik dari segi konsep program kerjanya maupun catatan keberhasilan karir politik sebelumnya.

Tak jarang pula para pendukung memanipulasi data tentang rekam jejak PASLON idolanya sekedar memoles citra dan mendongkrak harga jual dari PASLON yang didukung. Bahkan ada pula yang mengekspresikan sikap fanatiknya dengan mencaci maki, menghina, dan melecehkan PASLON tertentu dengan narasi yang tidak etis dengan tujuan memperburuk citranya di mata publik.

Apa lagi setelah momen debat publik beberapa waktu, para fans dari masing -masing PASLON semakin gemar mengejek kekurangan PASLON lawan yang muncul selama momen debat berlangsung. Semua sikap ini dilakukan dengan satu keyakinan kuat bahwa hanya PASLON idolanya yang paling layak menjadi pemenang.

Sebenarnya bersikap fanatik dalam mendukung PASLON tertentu adalah hal wajar dalam persaingan demokrasi. Fanatisme mutlak dibangun dalam diri pendukung agar tidak mudah tergoda untuk beralih pilihan.

Loyal mempertahankan pilihan dengan tidak mudah silau melihat keunggulan pilihan lawan adalah efek pragmatis sikap fanatik. Yang paling penting adalah sikap tersebut lahir dari pertimbangan rasional sehingga tidak akan mencedrai keluhuran nilia demokrasi.

Secara etimologi kata fanatisme berasal dari bahasa Latin fanaticus (ekstasi, antusiasme, menggebu- gebu), fanum (tempat suci, kuil, tempat pemujaan), dan fano (pengabdian). Secara harafiah, fanatisme dapat diartikan sebagai pengabdian pada tempat suci atau kuil secara antusias dan menggebu-gebu.

Kamus Umum Bahasa Indonesia versi online mendefinisikan fanatisme sebagai keyakinan (kepercayaan) yang terlalu kuat terhadap ajaran (politik, agama, dan sebagainya. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa fanatisme berkaitan dengan kepercayaan atau keyakinana yang kokoh akan kebenaran ajaran baik dalam bidang agama maupun politik.

Definisi fanatisme tentu sangat luas. Dalam dunia politik memang seringkali diartikan secara negatif. Misalnya, mereka yang begitu fanatik dalam mendukung PASLON kepala daerah dan wakil kepala daerah tertentu dianggap sebagai kelompok dengan pertimbangan politik kurang rasional dan kurang terbuka dalam dialog adu gagasan dengan kelompok lain yang berbeda haluan dukungan politik dengan mereka.

Anggapan ini bisa saja benar jika sikap fanatik yang diekspresikan oleh kelompok tersebut cendrung diwarnai aksi yang mencedrai nilai-nilai luhur demokrasi. Dalam hal ini, mereka bertendensi melegalkan berbagai cara untuk memenangkan PASLON pemimpin yang didukungnya. Yang paling penting bagi kelompok ini adalah memenangi pertarungan sekalipun menggunakan cara curang dan bukan kualitas proses sesuai aturan main yang diterapkan.

Akan tetapi, anggapan negatif tersebut dengan sendirinya akan terhapus jika para pendukung fanatik selalu berkomitmen untuk mengedepankan pertimbangan politik rasional dengan menempatkan nilai-nilai luhur demokrasi dan norma konstitusi sebagai acuan sikap politiknya.

Penulis menyebut sikap fanatik yang selalu melibatkan pertimbangan rasional sebagai sikap fanatik positif. Gagasan ini merupakan lawan dari sikap fanatik negatif yang acapkali diekspresikan dalam bentuk tindakan anti perbedaan. Pada hal perbedaan adalah roh kehidupan demokrasi.

Berkaitan dengan persaingan sengit para peserta PEMILU dalam PEMILUKADA baik di Manggarai maupun Manggarai Barat yang akan berlangsung pada 9 Desember akan datang, tampak sebuah fenomena menarik tentang militansi dukungan masa pendukung dari masing-masing PASLON peserta PEMILUKADA. Militansi dukungan tersebut diekspresikanya dengan berbagai media dan cara serta pijakan prinsip masing-masing.

Perlu diketahui bahwa masa pendukung adalah kelompok pemilih (voters) yang memutuskan dukungan politiknya untuk memilih PASLON tertentu dengan berbagai dasar perinsip pertimbangan politiknya. Masing-masing kelompok masa pemilih (voters) memiliki karakter tersendiri yang diekspresikannya melalui perinsi-perinsip pertimbangan sikap dukungan politiknya.

Berdasarkan perisip-perinsip tersebut, setidaknya ada dua kelompok masa pemilih yaitu kelompok pemilih fanatik rasional dan kelompok pemilih fanatik irasional. Istilah Pemilih fanatik rasional adalah kelompok pemilih militan yang mengendepan pertimbangan rasional dalam memberi dukungan dan pilihan politiknya dan ini merupakan lawan dari pemilih fanatik irasional

Fokus tulisan ini hanya memaparkan perinsip-perinsip pertimbangan politik masa pemilih rasional dengan mencermati militansi sikap dukungan politik masa pemilih masing-masing PASLON dalam PEMILUKADA Manggarai dan Manggarai Barat belakangan ini. Perinsip-perinsip yang dimaksud menjadi acuan untuk membedakan ciri-ciri para pemilih fanatik rasional dengan dengan pemilih fanatik irasional. Adapun prinsip-prinsip tersebut antara lain:

Pertama, pemilih rasional selalu mendasari pilihan politiknya dengan sejumlah argumentasi logis yang bisa dipertanggungjawabkan. Memilih paslon A karena memiliki desain program kerja yang tepat konteks dengan kebutuhan publik saat ini adalah salah satu contoh poin argumentasi logis di balik sikap fanatik positif.

Memiliki perinsip ini sangat penting karena cita-cita luhur demokrasi akan senantiasa terwujud jika para pendukung masing-masing PASLON pemimpin mampu mempertanggungjawabkan pilihan politiknya secara rasional.

Mereka gigih mempertahankan pilihannya bukan karena kedekatan hubungan personal atau ingin mendapatkan imbalan jasa dukungan politik jika PASLON pemimpin yang didukungnya terpilih tetapi karena keberpihakan program kerjanya bagi kemaslahatan publik.

Kedua, pemilih fanatik rasional mampu membaca relevansi konsep program kerja yang diusung PASLON pemimpin yang didukungnya dengan urgensi kemaslahatan publik. Dengan pertimbangan rasional, mereka mampu mempurifikasi atau menjernihkan keputusan politiknya dari pengaruh kepentingan individu atau golongan.

Sejauh mana sebuah program yang diusung PASLON berpihak pada kepentingan nasib rakyat selalu menjadi basis arguementasi pilihan politik pendukung fanatik yang positif.

Ketiga, pemilih fanatik rasional menjunjung tinggi sikap menghargai terhadap PASLON pemimpin lawan terlepas dari berbagai kekurangan yang dimilikinya . PASLON lawan tidak dipandang sebagai musuh yang harus diserang dengan segala cara. Sebaliknya, lawan politik diperlakukan sebagai partner adu gagasan cerdas.

Saling mengkritisi kelemahan konsep yang diusung masing-masing PASLON pemimpin yang didukung adalah suatu keniscayaan karena melalui keritikan para pendukung akan terdorong untuk belajar mematangkan pertimbangan pilihan politiknya. Yang perlu dihindari adalah menyerang kelemahan PASLON lain yang berkaitan dengan unsur persoalan privat yang sama sekali tidak berkaitan dengan konsep program kerjanya.

Kecintaan akan sosok PASLON yang didukung tidak diekspresikan dengan menyebarkan hoaks dengan tujuan memperburuk citra PASLON pemimpin lawan. Ini sama sekali tidak menguntungkan posisi PASLON pemimpin yang didukung. Sebaliknya, hanya memberi suatu kesan negatif yaitu pendukung tidak mampu mempertanggungjawabkan pilihan politik secara rasional.

Keempat, pemilih fanatik rasional konsisten membangun narasi cerdas baik secara moral, intelektual maupun konstitusional. Mereka tidak sekedar mampu beropini tetapi bagaimana opini tersebut diarahkan untuk membantu terwujudnya kehidupan demokrasi bermarmartabat dengan menjunjung tinggi berbagai norma aturan terkait.

Mereka mendongkrak elektabilitas PASLON idolanya tanpa memfitnah,mencaci maki dan menyerang unsur masalah privat lawan. Karena memfitnah lawan bisa jadi menegaskan indikasi kerapuhan daya intelek para pendukung untuk membangun ruang adu gagasan yg bermanfaat.

Para pemilih fanatik rasional selalu berkomitmen untuk menghindari hoaks dalam memberi pernyataan atau komentar baik yang berkaitan dengan PASLON lawan maupun PASLON yang didukungnya. Mereka selalu merujuk pada serangkaian data empiris untuk menegaskan kebenaran setiap produksi narasi politik mereka.

Kelima, berupaya memahami keunggulan konsep program kerja dari PASLON yang didukung. Pendukung dengan sikap politik fanatik yang positif dicirikan dengan kemampuannya memahami poin-poin keunggulan PASLON yang didukung.

Di sini, pendukung tidak asal bersikap militan mendukung tetapi karena memahami sejumlah kelebihan dalam diri PASLON idolanya. Kelebihan bisa mencakup beberapa hal antara lain catatan keberhasilan dalam karir kepemimpinan sebelumnya, integritas diri, relevansi konsep program kerja dengan konteks kebutuhan publik serta kemampuan menjabarkan visi misi yang diusung PASLON yang didukungnya.
Dari beberapa poin pemikiran di atas dapat disimpulkan bahwa memahami perinsip pertimbangan politik para pemilih rasional sangatlah penting untuk membantu kita mewujudkan kehidupan demokrasi yang berkualitas. Dengan berpijak pada perinsip tersebut para pemilih diharapkan mampu membuat pilihan politik yang selalu mengendepankan perwujudkan bonum commune yang merupakan cita-cita luhur politk itu sendiri.

Kita sudah memasuki masa tenang menanti momen penggunaan hak politik kita pada tanggal 09 Desember akan datang. Semoga poin gagasan yang tersajikan dalam tulisan sederhana ini semakin menjernihkan pertimbangan politik kita baik sebagai pemilih dalam PEMILUKADA Manggarai Barat maupun PEMILUKADA Manggarai demi terciptanya perwujudan nilai-nilai demokrasi yang semakin bermartabat di bumi Congka Sae.

Share :

Baca Juga

Sudut Pandang

Kado Paskah untuk Bupati Ande Agas (2)

Telusur

Ironi Desa Wisata Liang Ndara

Telusur

Drama Cinta Berujung Dusta Seorang Polisi (Bagian III)

Sudut Pandang

Menelusuri Asal Mula Manusia dan Semesta Alam

Sudut Pandang

Media Online dan Literasi Kritis

Telusur

Menyingkap Fakta Sejarah Batas Wilayah Manggarai-Ngada ( Bagian VI)

Kolom

Boepati, Bupati dan Kemerdekaan Akal Sehat

Sudut Pandang

Pancasila Sebagai Pemersatu Semua Agama di Indonesia