DM Versus H2N, Siapakah Pemenangnya? (1) - FloresMerdeka

Home / Kolom / Sudut Pandang

Sabtu, 5 September 2020 - 05:17 WIB

DM Versus H2N, Siapakah Pemenangnya? (1)

Ilustrasi merebut kursi bupati. Foto: PotretNews

RUTENG, FLORESMERDEKA.COM“Perseteruan” calon Bupati-Wakil Bupati di NTT umumnya dan Manggarai Raya khusus memasuki fase-fase tegang dan menentukan. Berbeda dengan daerah lain, “perkelahian” di Manggarai jauh lebih unik, merangsang, menarik, menantang serentak menggelitik. Aroma sedap dan tak sedap campur baur. Pokoknya serulah!

Tinggal dua pasangan calon Bupati-Wakil Bupati di Manggarai yang dipastikan masuk ronde pendaftaran. Yakni, Dr. Kamelus Deno, SH,MH-Drs. Viktor Madur  dan Herybertus GL. Nabit, SE.M.A-Heriberus Ngabut, S.H. Dari wajah dan performance pasangan calon, laiknya ‘dipermandikan’ sebagai rematch Pilkada 2015 lalu. Meski ada perbedaan.

Pasangan Dr. Kamelus Deno, SH,MH-Drs. Viktor Madur, sebagai wajah lama dan juara bertahan. Meski sebelum masuk arena ‘peperangan” Kamelus Deno-Viktor Madur digadang-gadang maju sendiri-sendiri. Tetapi, akhirnya, keduanya kembali pulang pada pelukan awal, maju sama- sama dalam satu paket. Sandi politik ciptaaan tahun 2015, DM tetap lengket erat.

Sementara Herybertus GL Nabit, SE,MA menggandeng Heribertus Ngabut, SH. Tentunya ada pertimbangan-pertimbangan hingga Heribertus GL Nabit, SE,MA meminang Heribertus Ngabut, SH sebagai pasangannya dalam perebutan pucuk pimpinan tertinggi di Manggarai kali ini.

Pertarungan Pilkada 2015 lalu, tidak hanya sebatas penghitungan perolehan suara di tingkat penyelenggara, tetapi terbang jauh hingga Mahkamah Konstitusi. Perbedaan jumlah suara terpaut kecil, berikut dugaan kecurangan menghantar pasangan calon ini harus bertarung di meja hijau. MK memutuskan Deno-Madur tidak terbukti melakukan kecurangan sehingga dinyatakan sebagai pemenang. Sementara pasangan Herybertus GL Nabit, SE.M.A-Adolf Gabur, menenteng kecewa seraya menerima putusan  MK.

Sebagai rematch, dua pasangan calon Bupati-Wakil Bupati Manggarai ini saling baku tahu. Sedikit berbeda, seturut adagium klasik, lebih muda merebutnya dari pada mempertahankannya. Sementara yang lain, biasanya yang pernah kalah dan maju lagi berturung selalu siap luar dalam. Sebab kekalahan sebelumnya diamini sebagai kesuksesan yang tertunda. Merebut kemenangan adalah peluang. Sejatinya cermat, lihai, maka pengalaman kekalahan dan meraih kemenangan pada pertarungan berikutnya bukan mustahil.

“Harus diakui DM Versus H2N ibarat pinang dibela dua. Sama-sama kuat. Sama-sama petarung”

Sementara juara bertahan, jika terlena dengan apa yang sudah dicapai, bakal terkapar. Kurang pandai dan cendrung mesra yang sudah diperoleh  bakal meremas duka. Tidak mengherankan, jika eforia kemenangan sebelumnya tinggal  kenangan, pahatan sejarah dalam jejak hidup. Makanya, tidak bermaksud melampau semunya, dalam aras sederhana, saya katakana, “DM Versus H2N” sama-sama punya peluang. Sama-sama punya kekuatan.

Mengacu pada potensi, pelung, manufer dan eleketabilitas kandidat, harus diakui DM Versus H2N ibarat pinang dibela dua. Sama-sama kuat. Sama-sama petarung. Kalau dianalogikan dengan  tinju, tinggal mengatur napas,stamina  dan sasaran pukulan. Bidik  sasaran dagu, rusuk dan ulu hati. Sasaran itu dipukul dengan kekuatan full pasti terjungkal. Artinya sekali hantam, tumbang. Demikian DM Versus H2N, pandai-pandailah mengatur irama permainan politiknya

Kalkulasi dan Faktor Keberuntungan

Titik star mengkitisi brand dua pasangan calon ini, saya mulai dengan tagline. DM, lanjutkan. H2N, perubahan. Tagline yang diusung dua pasangan calon ini, bertindih tepat dengan refleksi dan ketukan intuitif religiusnya.

DM lanjutkan karena sudah buat. Lanjutkan apa yang sudah ada. Perbaik yang perlu. Yang sudah bagus bikin lebih bagus lagi. Sedikit lebih jauh, DM, lanjutkan. Apanya yang lanjut. Apakah yang baik-baik saja yang harus dilanjutkan? Ataukah sebaliknya yang buruk-buruk juga perlu dilanjutkan?

Sementara tagline H2N, gerakan perubahan. Sepertinya ada yang tidak beres sehingga perlu berubah. Ubah cara lama dengan cara baru. Wajah lama yang tidak berubah, maka butuh wajah baru agar perubahan bisa tergapai. Tetapi bagaimana mau berubah kalau kita sendiri tidak buat agar berubah? Apakah tagline perubahan sekadar romantisme politik?

Pendek kata tagline dua pasangan calon ini mengusung pesan bernas.

Peluang sama, kekuatan sama. Tinggal cara bermain. Atur napas, irama permainan, geliat perjuangan. Yang cerdik pandai, dialah pemenangnya. (JK. Anugerah Lalong/bersambung)

         

Share :

Baca Juga

Kolom

Christ Rotok-Deno Kamelus dan Perjumpaan Peradaban (1)

Sudut Pandang

Matim Miskin Ekstrim, Ini Dosa Siapa?

Sudut Pandang

HUT Manggarai Timur, Ruang Atret Mengenang Sejarah

Sudut Pandang

Pendidikan Karakter Sekolah Berasrama Dalam Pembentukan Nilai Religiositas dan Kedisiplinan

Sudut Pandang

Pakai Kondom Cegah HIV/AIDS

Sudut Pandang

Albert Estein dan Alam Semesta

Sudut Pandang

Christ Rotok-Deno Kamelus, Sejarah Tetaplah Menyejarah (2)

Kolom

Meluruskan Salah Kaprah “New Normal”