Sekilas Refleksi atas Kepergian Ibu Delvina Azi | FloresMerdeka

Home / Sudut Pandang

Kamis, 10 Juni 2021 - 11:27 WIB

Sekilas Refleksi atas Kepergian Ibu Delvina Azi

Nikolaus Taman, S.Pd

Nikolaus Taman, S.Pd

Oleh : Nikolaus Taman, S.Pd*

Hosting Unlimited Indonesia

Dunia pendidikan NTT kini berduka. Insiden penganiayaan Kepala sekolah (Kasek) oleh orang tua murid di SD Inpres Ndora, Kecamatan Ndora, Kabupaten Nagakeo,Nusa Tengara Timur (NTT) beberapa hari lalu berujung duka. Dilansir dari berbagai media masa bahwa korban dianiaya oleh orang tua siswa, setelah anak pelaku tidak diijinkan mengikuti ujian lantaran menunggak uang sekolah.

Pada hari Rabu 10 Juni 2021, korban menghembuskan nafas terakhir di RSUD Ende setelah tidak mampu menahan sakit luka penikamanan yang dideritanya.  Hati siapa tidak terluka diterpa kabar menyayat hati ini. Hati siapa yang tidak berontak dan mengutuk keras aksi biadap pelaku yang tega mengakhiri kehidupan dan pengabdian sang pahlawan kusuma bangsa ini hanya karena masalah sepele.

Iklan Kementerian Agama

Sungguh, daya nurani dan akal sehat sang pelaku termakan insting kebinatangan buas hingga korban harus “diterkam” senjata tajam yang sudah ia siapkan sebelumnya. Kebiadaban dan kebuasan perilaku insting binatang dalam diri pelaku seolah menguatkan teori tentang potensi insting kebinatangan dalam diri manusia. Sadistis dan biadab tampak paling pas untuk melukiskan kebiadaban sang pelaku.

Menyaksikan insiden berdarah ini, kita pasti terusik bertanya: mengapa pelaku bertindak demikian buas? Apakah pihak sekolah tidak pernah menyiapkan ruang dialog dengan orang tua murid perihal kewajiban pelunasan tunggakan sebelum ujian? Dimanakah fungsi komite sekolah selaku pihak yang berperan sebagai jembatan dialog antara orang tua wali murid dengan pihak sekolah dalam masalah ini? Pertanyaan masih bisa diperpanjang dikemukakan sebagai bentuk kepedulian serentak kekesalan dan kekecewaan kita atas kasus yang diselesaikan dengan drama berujung maut ini.

Insiden itu telah terjadi. Segala umpatan dan kutukan terhadap pelaku tidak pernah mengembalikan sang pahlawan kusuma bangsa ke ladang pengabdiannya. Tidak banyak hal yang kini dapat kita lakukan, selain refleksi atas peristiwa naas ini, agar ditarik pelajaran berharga bagi para insan pendidik di mana pun ia mengabdikan dirinya.

Beberapa hal penting yang dapat direfleksikan dari kejadian tersebut yakni :

Pertama, sangat penting bagi setiap satuan pendidikan untuk mensosialisasikan berbagai poin aturan tata tertib yang diberlakuan di lembaga pendidikan. Libatkan secara intens orang tua wali murid dan semua stakeholder terkait segala peraturan ini. Hal ini sangat penting agar sekolah tidak dianggap bersikap sepihak dalam mengambil keputusan. Sosialisasi dapat dilakukan melaui berbagai mekanisme, baik tatap muka maupun edaran tertulis kepada orang tua.

Sosialiasi tidak sekedar untuk diketahui orang tuan murid tetapi harus menjadi kesepakatan bersama yang mengandung kekuatan hukum yang mengikat bagi kedua belah pihak. Konsekuensinya, jika orang tua murid menyekolah anaknya di sebuah lembaga pendidikan, mutlak bagi orang tua wali murid untuk menaati berbagai aturan atau kebijakan yang merupakan hak otonomi sebuah lembaga pendidikan.

Dengan kata lain, orang tua wali murid secara hukum tidak berhak sedikit pun untuk memaksakan kehendaknya dengan mengubah aturan di lembaga pendidikan sesuai kepentingannya. Di mana pun dia menyekolahkan anaknya dan apa pun latarbelakang sosial orang tua murid, wajib menaati tuntuntutan aturan yang berlaku di lembaga pendidikan di tempat mana anaknya disekolahkan.

Singkatnya, sosialisasi berbagai aturan sekolah sangat penting sebagai bentuk kesepakatan bersama orang tua murid dengan sekolah. Dengan demikian, sekolah secara hukum mempunyai pijakan kuat dalam mempertanggungjawabkan setiap keputusannya.

Kedua, fungsi komite sekolah harus terus diperkuat agar ia betul-betul memahami dan menjalankan fungsinya secara maksimal dan bertanggung jawab. Komite sekolah dibentuk tidak sekedar memenuhi tuntutan undang-undang tetapi harus berperan sebagai jembatan dialog sekaligus corong komunikasi antara orang tua murid dengan pihak sekolah dalam menghadapi berbagai masalah termasuk masalah tunggakan uang sekolah.

Komite sekolah harus pro-aktif menanggapi potensi masalah antara pihak sekolah dengan orang tua murid agar tidak terkesan “cuci tangan” ketika terjadi persoalan besar. Konsekuensinya, sekolah dan pengurus komite harus membangun komunikasi yang sehat dan intensif agar mengantisipasi segala situasi yang tidak diinginkan. Sekolah tidak boleh menyepelekan peran komite sekolah sebagai mitra kerja sama dengan orang tua murid guna menyukseskan pendidikan di sekolah bersangkutan.

Berbagai rumusan aturan yang dibuat dan ditandatangani bersama ketua komite sekolah harus dipertanggungjawabkan secara bersama di hadapan orang tua murid. Dengan demikian, sekolah tidak dibiarkan berjalan sendiri.

Ketiga, pendekatan humanis patut dikedepankan dan bijaksana disaat orang tua murid sedang dikuasai amarah lantaran merasa tidak puas atas tindakan yang dilakukan sekolah. Secara psikologis, ketika seseorang sedang tak terkontrol emosinya maka kecil kemungkinan dia mengedepankan akal sehat dalam menimbang dampak buruk atas tindakannya. Karena itu, jika ada oknum orang tua murid mengamuk dan mengancam keselamatan para pendidik di sekolah, tentu tidak tepat jika para pendidik terutama kepala sekolah selaku pemegang keputusan terbawa suasana dengan menolak secara keras kehadiran korban yang mungkin saja datang meminta penjelasan secara baik-baik. Di sini ruang dialog mesti dibuka untuk bersama mencari solusi terbaik.

Goresan ini sekedar melepas beban rasa yang menyesak dada selaku sesama insan pendidik bagi masa depan anak negeri. Penulis sama sekali tidak berniat menggurui sesama insan pendidik di mana pun berada. Ini murni hanya ingin berbagi rasa, asa dan akal agar peristiwa naas yang menimpa saudara kita Ibu Delvina Azi tidak terulang kembali.

Selamat jalan Ibu Delvina Azi, Kepala Sekolah Inpres Ndora, Nagakeo. Semoga jasa pengabdianmu sebagai perawat tunas bangsa diganjar  Sang Asal Kehidupan dengan suka cita perjamuan abadi dan damai sejahtera.  Kami menghantar jalanmu menuju surga abadi dengan doa-doa kami.

Penulis adalah Staf Pengajar di SMAK ST, Klaus Kuwu, tinggal di Ruteng, Manggarai

Share :

Baca Juga

Kolom

Christ Rotok-Deno Kamelus dan Perjumpaan Peradaban (1)

Sudut Pandang

Pelayanan Publik Bebas KKN

Sudut Pandang

“Kado” Pemerintah di Era Baru

Sosok

Kawan, Deadline Tak Lagi Mengusik Nyenyakmu (Mengenang Saudaraku, Enock Tangur Wartawan MNC Grup)

Sudut Pandang

Menyoal Peran Elit Dalam Managemen Bencana NTT

Sudut Pandang

Kentut di Lehong Bau di Gunung Baru

Sudut Pandang

Pertobatan, Jalan Pulang Menuju Kerahiman Allah

Sudut Pandang

Pesan Pendek untuk Alm. Frans Sales Lega