BPOLBF dan Politeknik eLBajo Kaji Indeks Daya Saing Pariwisata Flotim | FloresMerdeka

Home / Bumi Manusia

Senin, 7 Juni 2021 - 12:14 WIB

BPOLBF dan Politeknik eLBajo Kaji Indeks Daya Saing Pariwisata Flotim

Direktur Industri dan Kelembagaan Pariwisata BPOLBF, Neysa Amelia saat rapat Floratama di Larantuka (Foto:Ist)

Direktur Industri dan Kelembagaan Pariwisata BPOLBF, Neysa Amelia saat rapat Floratama di Larantuka (Foto:Ist)

LARANTUKA, FLORESMERDEKA.COM- Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) bersama Politeknik elBajo Commodus melakukan penyusunan kajian Travel and Tourism Competitiveness Index (TTCI) atau pengukuran indeks daya saing pariwisata yang ada di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Pemaparan hasil kajian TTCI berlangsung di Aula Hotel Sun Rise, Larantuka, Rabu (2/6/2021).

Hosting Unlimited Indonesia

Kegiatan  pemaparan dilakukan dua dosen dari Kampus eLBajo yakni Moyo Hady Poernomo dan Novita Masi Dari Tani. Kegiatan itu diselenggarakan oleh Forum Floratama yang dihadiri unsur pentahelix  yaitu unsur pemerintah, pelaku usaha, masyarakat, akademisi dan media.

Moyo Hady Poernmo, salah seorang dosen eLBajo mengatakan,TTCI penting dilakukan untuk mengukur tingkat daya saing destinasi sekaligus bahan evaluasi kinerja branding destinasi. Hasil kajian ini juga dapat menjadi pedoman atau acuan bagi stakeholder dalam proses pengambilan kebijakan serta strategi pengembangan pariwisata berkelanjutan.

Iklan Kementerian Agama

Ia menyebutkan adapun variabel yang dinilai antara lain, produk yang dihasilkan dan keterlibatan masyarakat, infrastruktur yang meliputi kualitas akses bandara, pelabuhan dan pelayanan wisatawan, regulasi meliputi prioritas pariwisata, keberlanjutan lingkungan, keterbukaan, dan persaingan harga, pendukung meliputi lingkungan usaha, SDM, keselamatan dan kesehatan, ITC dan kesehatan.

Rincian indikatornya sebagai berikut: Produk: 1.9,kualitas produk: 1.6, keterlibatan masyarakat: 2.0, infrastruktur: 1.7, kualitas dan akses bandara: 1.5, kualitas jalan dan pelabuhan: 2.1, kualitas layanan wisatawan: 1.6,regulasi : 1.9,-perioritas pariwisata: 1.8,keterbukaan: 1.3, persaingan harga: 2.4, keberlanjutan lingkungan: 2.1, suport: 2.2, lingkungan usaha: 2.0, keselamatan dan kesehatan: 2.2, kualitas SDM: 2.1, ITC: 2.4 dan kesehatan: 2.3.

Dari hasil kajian ini, Kabupaten Flores Timur per variabel mendapatkan nilai secara keseluruhan  yaitu 1,9. Sementara nilai per variabel untuk produk pariwisata: 1,9, infrastruktur: 1,7,-regulasi: 1,9, pendukung pariwisata: 2,2. Kesimpulan yang bisa ditarik serta rekomendasi yang bisa diberikan untuk Kabupaten Flores Timur menurut Poernomo antara lain:

Kalender wisata tahunan yang berkaitan dengan produk utama serta produk pendukung pariwisata khususnya yang berkaitan dengan prosesi Semana Santa. Butuh kerjasama dengan pihak maskapai agar ada penerbangan langsung dari daerah-daerah yang menjadi “kantung utama” wisatawan seperti dari Labuan Bajo. Pelatihan story telling bagi pemandu wisata dan pelatihan-pelatihan lain yang mampu meningkatkan skill dan keterampilan dalam menceritakan suatu produk pariwisata.

“Pemerintah daerah wajib memperkuat Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lingkup Flores Timur dengan pemangku kepentingan harus bersinergi bersama,” ujar Poernomo.

Sementara itu, Direktur Industri dan Kelembagaan Pariwisata BOPLBF Neysa Amelia menjelaskan, pariwisata merupakan sektor yang ada di hulu sampai hilir. Bagaimana caranya supaya produk yang ada di hulu bisa juga sampai di hilir. Masyarakat Flores Timur saat ini sangat produktif disektor pertanian dan perkebunan maka kehadiran BPOLBF diharapkan mampu mensinergikan lintas sektoral secara bersama untuk mengembangkan pariwisata.

“Mulai sekarang semua harus fokus mengembangkan seluruh potensi yang ada di Flores Timur. Saya berharap, semua pihak mampu berkolaborasi bersama dengan stakeholder sesuai peran kelembagaan masing-masing, agar menumbuhkan serta mengembangkan sektor pariwisata,” pungkasnya.

Forum Floratama yang diselenggarakan di Kabupaten Flores Timur mengangkat tema: Komunikasi, Koordinasi serta Kolaborasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang Berkelanjutan dan Berdaya Saing di Flores, Alor, Lembata, Bima (Floratama). *(FMC)

Share :

Baca Juga

Tanah di Dahot

Bumi Manusia

Konflik Tanah di Manggarai, “Berperang” Melawan Diri Sendiri

Bumi Manusia

Kalau Flotim Tolak, Lembata Siap jadi Tuan Rumah El Tari Cup 2021
Ritual Adat

Bumi Manusia

Warga Matim ‘Usir’ Hama Belalang ke Laut Lepas
Usman D Ganggang sastrawan Manggarai Barat.(Foto: Ist)

Bumi Manusia

“Neka Nu-na”
Gregorius Modo (51) peracik Sopi Kobok di Manggarai Timur. (Foto: Flores Merdeka)

Bumi Manusia

Sopi Sarang Semut, Bikin Emut-Emut

Bumi Manusia

Potensi Pariwisata Manggarai Timur Kaya dan Menjanjikan

Bumi Manusia

Kemenkominfo Terapkan Kebijakan Lindungi Warga di Ruang Digital

Bumi Manusia

Eksodus dan Hijrah: Jalan Utama Kamelus Deno