Masyarakat Adat Wae Sano Dukung Geothermal - FloresMerdeka

Home / Investasi

Rabu, 2 Februari 2022 - 02:24 WIB

Masyarakat Adat Wae Sano Dukung Geothermal

Seorang peserta sedang menyampaikan aspirasi saat acara lonto leo.(Foto:ist)

Seorang peserta sedang menyampaikan aspirasi saat acara lonto leo.(Foto:ist)

LABUAN BAJO, FLORESMERDEKA.com-Butuh waktu sekitar 1,5 tahun PT. Geo Dipa Energi (GDE) untuk mencapai kesepahaman dan mendapatkan persetujuan masyarakat adat terkait rencana eksplorasi panas bumi atau geothermal di Wae Sano, Kecamatan Sano Nggoang, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), Nusa Tenggara Timur (NTT).

Berbagai acara lonto leo (musyawarah adat) digelar bersama perusahaan, Pemerintah daerah (Pemda) Mabar bersama masyarakat adat Wae Sano. Tanpa menafikan adanya sikap penolakan geothermal oleh sekelompok warga, forum lonto leo ini akhirnya melahirkan sebuah kesepakatan bersama.

Masyarakat adat yang terdiri dari struktur adat mulai dari tua golo, tua batu dan tokoh masyarakat adat lainnya di setiap kampung bersatu menyatakan mendukung proyek geothermal. Komitmen masyarakat adat Wae Sano ini ditandai dengan penandatanganan dokumen rencana kerja bersama masyarakat dan PT Geo Dipa Energi.

Dengan adanya kesepakatan masyarakat adat ini, PT Geo Dipa Energi dapat mengambil langkah lebih lanjut yakni menjalani tahapan eksplorasi energi terbarukan di wilayah itu. Kesepakatan yang lahir dalam acara lonto leo  bersama masyarakat adat ini diadakan dalam rangkaian konsultasi publik bersama masyarakat adat di beberapa kampung yakni Kampung Taal, Lempe dan Nunang tanggal 20-25 Januari 2022 lalu.

Acara lonto leo di Kampung Taal misalnya, berlangsung dalam suasana yang dinamis dan penuh kekeluargaan. Masyarakat adat bersama proyek dan pemerintah saling bertukar pikiran. Tidak ada suara penolakan di kampung ini meskipun berbagai aspirasi muncul sebagai bagian dari dinamika demokrasi.

Kegiatan serupa dilaksanakan pula di rumah Tua Golo Kampung Lempe. Masyarakat adat setempat bersepakat mendukung pembangunan geothermal ditandai penandatanganan dokumen. Meskipun sempat terjadi adanya penolakan dari segelintir warga, namun forum lonto leo ini bersepakat mendukung proyek geothermal.

Tua Golo Lempe dan tua batu serta tokoh masyarakat setempat bahkan meminta perusahaan  agar segera melakukan aktivitas eksplorasi. Menanggapi adanya segelintir warga yang menolak geothermal, Tua Golo Lempe dihadapan forum menyampaikan bahwa aksi segelintir warga tersebut tidak mewakili masyarakat adat Lempe. Ia bahkan mempertanyakan sekelompok warga tersebut karena tidak mengikuti lonto leo bahkan mengambil sikap untuk meninggalkan forum lonto leo tersebut.

Kesepakatan bersama masyarakat adat dengan perusahaan juga dilakukan di Kampung Nunang. Kegiatan konsultasi publik yang dikemas dalam tradisi adat lonto leo ini melahirkan pemahaman bersama terkait pengembangan proyek geothermal. Tua Golo Nunang bersama masyarakat adat Nunang sepakat untuk bekerjasama mendukung pengembangan geothermal.

Pada pertemuan ini, tidak ada warga yang menolak geothermal. Aksi penolakan oleh sekelompok warga saat acara lonto leo bersama di Kantor Desa Wae Sano, Selasa (25/1/2022). Sekelompok warga mendatangi kantor desa untuk menyampaikan aspirasi penolakan.

Kegiatan lonto leo sesi ini menghadirkan seluruh komunitas masyarakat adat dari Kampung Taal, Lempe dan Nunang serta beberapa mukang. Forum lonto leo itu ini hendak menyampaikan resume (ringkasan) tentang segala proses yang tengah dilakukan bersama komunitas-komunitas adat di setiap kampung di Desa Wae Sano.

Aksi damai sekelompok warga mendapat respon positif dari Camat Sano Nggoang Alfonsius Arfon, Sekda Mabar Fransiskus Sales Sodo dan Peneliti Sosial sekaligus Penasehat Senior Kantor Kepresidenan RI, Yando Zakaria.

Menurut Yando, alasan-alasan dan pertimbangan yang disampaikan warga  kontra geothermal akan dijadikan sebagai bagian dari pertimbangan Bank Dunia. Apakah proyek geothermal dilanjutkan atau tidak. Dia menyatakan, penyampaian alasan-alasan penolakan harus pula melalui prosedur yang legitimate secara budaya masyarakat adat.

“Kita mengapresiasi aspirasi penolakan sekelompk warga. Ini akan menjadi pertimbangan Bank Dunia apakah proyek ini dilanjutkan atau tidak,”ujarnya.

Sementara itu, adapun komitmen perusahaan dengan masyarakat adat Wae Sano yang tertuang dalam kesepakatan antara lain soal penyediaan lahan pertanian berkelanjutan (pembebasan hutan produksi, pembersihan lahan, pembibitan, rumah) yang akan disiapkan aatu diurus oleh pemerintah. Proyek tidak akan merelokasi warga secara permanen dan tidak akan memindahkan situs di perkampungan Nunang, Lempe dan Dasak. Perusahaan juga akan melakukan ganti untung tanah milik warga yang terdampak pembangunan panas bumi dengan harga yang wajar.

Selain itu, evakuasi atau relokasi sesewaktu dilakukan di  kebun baru yang telah disediakan bila terjadi kejadian yang luar biasa. Adanya penyerapan tenaga kerja lokal mulai tahap eksplorasi hingga pasca eksplorasi. Memfasilitasi bea siswa bagi anak-anak yang berprestasi dengan proses rekrutmen terukur transparan dan akuntabel.

Penyediaan fasilitas umum dan memfasilitasi terbentuknya lembaga mekanisme pengaduan keluhan masyarakat. Forum lonto leo tingkat desa ini pun diakhiri dengan meneken komitmen bersama perusahaan dan dilakukan dalam suasana bebas tanpa tekanan.(eli)

         

Share :

Baca Juga

Investasi

Provinsi Jabar, Target Market Potensial

Investasi

Waterfront, Pendorong Ekraf Labuan Bajo

Investasi

Proyek Geothermal Wae Sano Layak Dijalankan

Investasi

Perkuat Rantai Pasok Industri Parekraf

Investasi

Perumda Bidadari Aggregator Pelaku UMKM

Investasi

“Lonto Leo” Penanganan Masyarakat Adat

Investasi

Sekda Mabar : “Saya Sangat Kecewa Sikap Penolak Geothermal”

Bumi Manusia

Raka, Tradisi Menyimpan Jagung Khas Nagekeo