Home / Cerpen dan Puisi / Kolom

Jumat, 28 Agustus 2020 - 03:12 WIB

Puisi Pilihan Justienus

Ilustrasi. Foto: Prelo

Ilustrasi. Foto: Prelo

MENYUKAIMU DALAM DIAM

Cantik nan anggun
Pesonamu menyeretku pada ruang andaian
Binar matamu memagis rasa

Kamu…
Layaknya bilur cinta lembut syahdu
Sederhana namun bersahaja
Terbuai manja dalam bayangan

Aku menelusuri kian dalam
Pada hitam bola matamu
Pada lekuk wajahmu
Dan rambut legam yang terurai

Kamu…
Bagai candu rasaku, gelisah
Saat jeda waktu memaksaku untuk diam menunggu
Nafasku tersengal, degupku tak beraturan
Aku memaksa keluar, menemuimu dalam imaji

Ahh…
Cerita cinta tertahan rona-rona kenyataan
Aku hanya sekepul kelambu bisu
Merapuh diantara tanah dan angin yang rancu
Leburkan segalaku dan jatuh di semesta

Lihatlah…
aku disini telah menjadi pemuja cinta sepanjang masa
Melangitkan doa-doa, meminta perihal kita yang maya
Dalam ruang pun waktu yang entah dimana ujung temunya

Lalu…
Aku akan terus
Menyukaimu dalam diam.

KENANGAN

Desember di bulan itu
Jingga menyemburat pada langit kelabu
Pancarkan syair-syair syahdu
Dengan irama klasik yang menggelitik kalbu

Purnama yang kembali mekarkan ingatan
Menggores luka dalam kenangan
Lalumu yang sudah terlupakan
Kini mengusik ketenangan

Walau kutahu mengenangmu serupa
Berebah di atas luka
Sakit menghujam dada
Bagai benalu menusuk jantungku

Sengaja malam ini dihadirkan kau dalam imaji 
Namun bukan ingin kucintai lagi
Kutulis kau sebagai kenangan
Kita pernah di jalan kebersamaan

“PEREMPUANKU

Kamu harus tahu
Sejak kini namamu paling diingatkan
Menyeret khayalan berkelana
Menuju lekuk tubuhmu
Yang membius akal

Kau menitipkan aroma napas cinta pada setiap jengkal hembusnya
Kau pelukis rasa
Separuh napas penggenap jiwa
Cahaya paling purnama

Kuciptakan lagu tentang bisikan jiwa
Kutuliskan sajak atas nama cinta
Aku mencintaimu dari rahim rasa
Bukan sekedar bibir berbicara

Share :

Baca Juga

Arus Laut di Taman Nasional Komodo

Apa Kata Mereka

Dasyatnya Arus Laut Taman Nasional Komodo

Kolom

Christ Rotok-Deno Kamelus dan Perjumpaan Peradaban (1)

Kolom

Memerdekakan Flores Sebuah Imperasi Etis-Politis (1)

Feature

Uluran Kasih Dokter Weng untuk Mama Anastasia di Boleng

Cerpen dan Puisi

Puisi-Puisi Mus Wanggut

Cerpen dan Puisi

Penyair itu, Makhluk Baca-Tulis

Kolom

Belajar tentang Ketulusan Cinta dari Seorang Julie Laiskodat (1)

Cerpen dan Puisi

Puisi-Puisi Pilihan Fransiskus Kalis Laja